Jakarta, FORTUNE – Microsoft akan menutup layanan peramban Internet Explorer pada Juni tahun ini. Rencana tersebut pertama kali diumumkan pada Agustus 2020.
"Aplikasi desktop Internet Explorer 11 (IE11) akan dihentikan pada 15 Juni 2022, untuk versi Windows 10 tertentu,” demikian pernyataan Microsoft seperti dikutip dari Tech Radar, Selasa (22/3).
Sejumlah layanan eksternal seperti Google Search, Dokumen (Docs), Spreadsheet, Slide, juga telah menarik dukungan untuk Internet Explorer.
Laman Game Rant memberitakan bahwa Internet Explorer merupakan salah satu layanan peramban pertama sejak awal kemunculan era WWW (world-wide-web). Browser tersebut mencatatkan debut 27 tahun lalu bersamaan dengan peluncuran Windows 95.
Seiring waktu, Internet Explorer mengalami persaingan kuat dengan penjelajah web lain seperti Google Chrome dan Firefox. Studi tentang penggunaan internet dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan penurunan tajam dalam penggunaan Internet Explorer.
Data dari StatCounter Global Stats per Februari 2022 mengungkapkan Google Chrome berhasil menguasai pangsa pasar penjelah web hingga 62,78 persen, diikuti Safari (19,3 persen), Firefox (4,2 persen), Edge (4,05 persen), Samsung Internet (2,77 persen), dan Opera (2,26 persen).
Microsoft Edge
Nantinya Internet Explorer akan digantikan oleh Microsoft Edge. “Seperti yang diumumkan sebelumnya, masa depan Internet Explorer di Windows ada di Microsoft Edge,” begitu pengumuman Microsoft.
Pengguna yang mengakses Internet Explorer kelak akan langsung diarahkan ke Microsoft Edge. Namun, pengguna yang ingin bernostalgia masih dapat menggunakan mode Internet Explorer (IE) di Microsoft Edge.
Mode tersebut menyediakan tampilan bebas masalah dari situs web internal yang dirancang untuk bekerja dengan Internet Explorer. Mode ini juga dikembangkan untuk memperlancar transisi antara kedua browser.
Menurut Microsoft, mode tersebut akan terus didukung Microsoft hingga setidaknya pada 2029, demikian laman Gizchina.
Di sisi lain, Microsoft Edge terus menunjukkan kinerja kuat di pasar peramban global, khususnya pada lini desktop. StatCounter menunjukkan 9,54 persen desktop di seluruh dunia kini menggunakan Microsoft Edge, tepat di belakang Safari yang 9,84 persen, jauh di bawah Chrome sebagai pemimpin pasar dengan 65,38 persen.