Jakarta, FORTUNE – Investree meluncurkan layanan pinjaman usaha mikro bagi wirausaha yang memiliki skala bisnis sederhana. Platform fintech lending ini menyatakan langkah tersebut merupakan bentuk dorongan bagi perluasan akses pembiayaan, serta digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pinjaman usaha mikro ini menyasar pebisnis mikro di pelbagai sektor, seperti pembudi daya ikan, pemilik toko kelontong, dan pengelola penatu rumahan. Dalam menyalurkan pembiayaan mikro ini, Investree akan bekerja sama terlebih dahulu dengan ekosistem bisnis yang telah menaungi para wirausaha tersebut.
Dari sisi prosesnya, pengajuan sampai pengembalian pinjaman akan diawasi langsung oleh Investree dan rekanan. Dengan begitu, Investree memastikan risiko pendanaan dari para peminjam akan lebih terukur.
Ekspansi produk pinjaman ini "sejalan dengan salah satu strategi Investree pada 2022 yaitu memperkuat model bisnis yang digerakkan oleh ekosistem dengan menjangkau segmen pelanggan yang lebih luas khususnya pelaku usaha mikro,” kata Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi, dalam siaran pers yang dikutip Senin (26/9).
Pada Agustus 2022, Investor membukukan total fasilitas pinjaman Rp18,1 triliun dengan pinjaman tersalurkan Rp11,8 triliun yang tingkat keberhasilan bayarnya (TKB90) mencapai 96,83 persen.
Model pinjaman
Model pinjaman jenis ini sebenarnya telah diterapkan sejak akhir 2020, kata Adrian. Investree perdana menerapkan pinjaman mikro dalam kerja sama pembiayaan dengan eFishery, startup perikanan.
Investree mendukung program “Kasih Bayar Nanti (Kabayan)” sebagai bagian dari eFisheryFund, platform digital yang menawarkan fasilitas pembiayaan bagi pembudi daya ikan. Di dalammya, terdapat fitur berupa program cicilan bagi pembudi daya dalam menebus produk, seperti auto-feeder dan pakan ikan.
“Sekarang Investree dan eFishery telah mengembangkan kerja sama secara application programming interfaces untuk memberikan kemudahan bagi pembudi daya dalam proses mengajukan pinjamano,” kata Chief Product & Innovation Officer Investree, Andi Andries
Dengan itu, nominal pengajuan berkisar Rp1 juta hingga Rp2 miliar, asesmen sampai pinjaman disetujui relatif cepat, pencairan kilat, dan dapat diakses melalui teknologi.
Akuisisi bank
Investree Group sebelumnya mengumumkan pembelian 18,4 persen saham PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank). Aksi korporasi tersebut merupakan lanjutan dari proses akuisisi Bank Amar oleh Investree Group dan Tolaram Group Inc. (Tolaram) sebesar 10,9 persen dari seluruh saham Amar Bank yang ditempatkan dan disetor penuh.
Dengan aksi tersebut, Investree mengukuhkan kepemilikan saham minoritas Amar Bank.
Menurut Adrian (25/8), aksi tersebut dapat memperluas jangkauan pembiayaan ke calon debitur atau pelaku UMKM di kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan Amar Bank. Selain itu, akuisisi ini juga akan semakin memperkuat ekosistem Investree demi memberdayakan UMKM.
“Setelah ini, kami berharap kami dapat mulai menjalankan inisiatif-inisiatif kunci yang disiapkan oleh Investree Group dan Amar Bank,” kata Adrian.