Raksasa Mesin Pencari Cina ini bakal Rilis Chatbot AI Serupa ChatGPT

Baidu telah memiliki inisiatif mengenai AI.

Raksasa Mesin Pencari Cina ini bakal Rilis Chatbot AI Serupa ChatGPT
Ilustrasi Mesin Pencarian Baidu. Shutterstock/Happy Zoe.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Baidu agaknya kepincut dengan aplikasi chatbot milik ChatGPT yang belakangan popularitasnya melejit. Raksasa mesin pencarian dari Cina itu dilaporkan bakal merilis layanan serupa pada aplikasinya.

ChatGPT adalah aplikasi perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan (AI) yang memiliki kemampuan untuk meniru percakapan manusia berdasarkan permintaan pengguna.

Platform yang dikembangkan oleh OpenAI, perusahaan teknologi dari Amerika Serikat, itu mampu memahami bahasa alami manusia, serta menghasilkan teks tulisan yang mirip dengan buatan manusia, seperti tugas sekolah siswa hingga kode pemrograman.

Reuters melansir, Senin (30/1), bahwa Baidu belum lama ini tengah menyiapkan aplikasi chatbot berbasis AI yang mirip dengan ChatGPT yang rencananya akan diluncurkan Maret ini.

Nantinya, Baidu akan merilis layanan dimaksud dalam aplikasi terpisah, sebelum akhirnya secara bertahap menggabungkannya ke platform pencariannya.

Raksasa pencarian itu berupaya untuk menawarkan chatbot yang akan menyediakan jawaban ketika pengguna melakukan pencarian, ketimbang hanya memberikan daftar tautan. Namun, Baidu menolak berkomentar atas kabar tersebut.

Lanskap AI

Tangan pengusaha menggunakan smartphone untuk mencari informasi dan mengobrol dengan AI atau kecerdasan buatan, Database dengan sistem cerdas, teknologi masa depan, kemajuan teknis, ChatGPT. Shutterstock/Noos Studio.

Baidu disebut telah banyak berinvestasi dalam teknologi kecerdasan buatan, termasuk pada layanan cloud, semikonduktor, dan autonomous driving. Perusahaan yang berbasis di Beijing itu ingin mendiversifikasi sumber pendapatannya.

Pada konferensi pengembang bulan lalu, perusahaan teknologi itu meluncurkan tiga "kreator" bertenaga AI yang teknologinya memungkinkan mereka untuk berperan sebagai penulis skenario, ilustrator, editor, atau animator.

Selain Baidu, beberapa perusahaan rintisan Cina turut menjajaki teknologi AI generatif. Mereka dilaporkan telah menarik pendanaan dari investor seperti Sequoia dan Sinovation Ventures, demikian The Straits Times.

Inovasi dalam bidang AI kian disorot semenjak kehadiran ChatGPT, aplikasi besutan OpenAI yang resmi dilemparkan ke khalayak luas pada November tahun lalu.

Sejak peluncurannya, ChatGPT telah mengumumpulkan lebih dari satu juta pengguna dalam waktu beberapa hari saja. Aplikasi tersebut telah memicu perdebatan tentang peran AI di sekolah, kantor, dan rumah.

Dalam mengembangkan ChatGPT, OpenAI didukung oleh raksasa teknologi Amerika Serikat Microsoft. OpenAI baru-baru ini beroleh pendanaan US$10 miliar dari Microsoft, yang mulai bekerja sama dengan OpenAI pada 2016. Microsoft pada 2019 menanamkan modal US$1 miliar di OpenAI.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

Tiga Saham Prajogo Pangestu Tak Masuk Indeks MSCI, Simak Alasannya
Shell Indonesia Ungkap Kunci Operational Excellence Sektor Pelumas
Cara Daftar SPPI Batch 3 2025: Jadwal, Syarat, dan Berkasnya
10 Jam Tangan yang Memiliki Nilai Investasi Tinggi, Sudah Punya?
Nasabah Tajir BCA Tembus 206.000, dari Prioritas hingga Solitaire
Laba BSI Tembus Rp7,01 triliun pada 2024, Bisnis Emas Jadi Penopangnya