Jakarta, FORTUNE – Kepopuleran ChatGPT memancing sejumlah bos perusahaan teknologi untuk membuat platform chatbot sendiri. Dua nama besar, Elon Musk dan Mark Zuckerberg, dikabarkan tengah menjajaki upaya untuk membuat aplikasi percakapan berbasis kecerdasan buatan (AI).
Elon dalam beberapa pekan terakhir dikabarkan telah mendekati peneliti AI tentang pembentukan laboratorium untuk mengembangkan alternatif ChatGPT, dikutip dari Reuters, Rabu (1/3).
CEO Twitter dan Tesla itu baru saja merekrut Igor Babuschkin, seorang peneliti yang belum lama ini meninggalkan unit DeepMind AI Alphabet, induk perusahaan Google.
Elon dan Igor telah membahas pembentukan tim demi mempercepat penelitian soal AI. Meski demikian, proyek kerja sama ini masih dalam tahap awal. Belum ada rencana konkret untuk mengembangkannya menjadi produk tertentu.
Igo mengaku belum secara resmi menandatangani inisiatif Elon.
Pertarungan chatbot
Warta ihwal niat Elon membuat chatbot sendiri ini muncul setelah ChatGPT, platform percakapan AI yang dikembangkan oleh OpenAI, mendapat perhatian luas terutama di kalangan Silcon Valley.
Elon Musk adalah sosok yang ikut mendirikan OpenAI sebagai startup nirlaba pada 2015. Meski demikian, dia telah meninggalkan posisinya sebagai dewan direksi perusahaan pada 2018.
Di sisi lain, Elon baru-baru ini dimintai pendapat mengenai ChatGPT, dan dia menyebut chatbot itu “sangat bagus”.
Fortune.com melansir, pertarungan pada sektor chatbot kian memanas usai Mark Zuckerberg, CEO Meta, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan Whatsapp, menyatakan bakal berfokus pada alat yang didukung kecerdasan buatan.
"Kami sedang membuat grup produk tingkat atas baru di Meta yang berfokus pada generative AI untuk meningkatkan pekerjaan kami di area ini," ujar Zuckerberg dalam sebuah posting di Instagram. “Kami memiliki banyak pekerjaan mendasar yang harus dilakukan sebelum mendapatkan pengalaman yang benar-benar futuristik.”
Saat ini Meta sedang mencoba menggunakan teknologi dengan obrolan seperti teks pada WhatsApp dan Messenger, dan pada filter visual untuk foto dan video Instagram. “Kami akan fokus mengembangkan persona AI yang dapat membantu orang dalam berbagai cara,” tambahnya.
Grup produk Meta yang baru dibentuk akan mencakup puluhan karyawan dari tim yang sebelumnya tersebar di seluruh perusahaan. Kelompok tersebut akan dipimpin oleh Ahmad Al-Dahle, seorang eksekutif pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan di Meta.
Pekan lalu, Meta secara resmi meluncurkan model bahasa besar yang disebut LLaMA, alat penelitian untuk membuat chatbot berbasis AI, dan produk lainnya. Perusahaan berencana untuk membuat teknologi tersebut tersedia untuk peneliti AI.