Jakarta, FORTUNE - Raksasa teknologi Alibaba Group mengumumkan langkah restrukturisasi bisnis dengan memecah perusahaan menjadi enam entitas bisnis terpisah yang masing-masing memiliki CEO dan dewan direksi sendiri.
Langkah restrukturisasi Alibaba ini terjadi tidak lama setelah Jack Ma, sang pendiri perusahaan, muncul kembali di hadapan publik. Dalam dua tahun terakhir, Jack Ma, orang kaya yang tergolong vokal terhadap pemerintah Cina, tidak menonjolkan diri terutama sejak pemerintah mengawasi ketat industri teknologi, sebagaimana dilansir dari CNN Business.
Jack Ma terlihat bertemu dengan para siswa dan guru di Sekolah Yungu yang didanai Alibaba di Hangzhou, Senin (27/3). Berdasarkan unggahan dari pihak sekolah di WeChat, Jack Ma berkunjung dan membahas masa depan pendidikan dengan direktur kampus.
Enam unit bisnis itu, yakni Cloud Intelligence Group, Taobao Tmall Commerce Group, Local Services Group, Cainiao Smart Logistics, Global Digital Commerce Group, dan Digital Media and Entertainment Group.
Lima entitas bisnis di antaranya akan diberikan kebebasan untuk mengumpulkan modal dari luar, serta melakukan penawaran umum saham perdana (IPO). Namun, entitas Taobao Tmall Commerce Group akan menjadi pengecualian. Lini bisnis perdagangan tersebut masih akan menjadi unit yang sepenuhnya dalam kendali Alibaba Group.
"Niat asli dan tujuan mendasar dari reformasi ini adalah untuk membuat organisasi kami lebih gesit, mempersingkat hubungan pengambilan keputusan, dan merespons lebih cepat," kata CEO Alibaba Group, Daniel Zhang, dalam warta Reuters. Menurutnya, setiap grup bisnis mesti mengatasi perubahan yang terjadi secara cepat di pasar, dan setiap karyawan Alibaba mesti kembali memiliki pola pikir sebagai seorang pengusaha.
Zhang akan terus menjadi CEO Alibaba Group serta CEO Cloud Intelligence Group.
Langkah besar industri
Restrukturisasi Alibaba ini bisa dianggap sebagai salah satu langkah terbesar di industri teknologi Cina dalam beberapa tahun terakhir, menurut Reuters.
Tindakan keras pemerintah Cina sempat membuat aksi korporasi menjadi menurun. Alibaba pun kena getahnya.
Pada November 2020, Ant Group—perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma dan masih terafiliasi dengan Alibaba—terpaksa membatalkan rencana IPO senilai US$37 miliar . Pada tahun berikutnya, Alibaba dihantam rekor denda dari regulator antimonopoli Cina.
Saham Alibaba turun tajam selama periode itu dengan 75 persen dari nilai pasarnya tergerus antara Oktober 2020 dan Oktober 2022.
Namun, pemerintah Cina dikatakan telah melunak kepada para pebisnis, terutama ketika perekonomian negara ikut terbantu selama pembatasan ketat COVID-19 selama tiga tahun.
Perdana Menteri Cina yang baru, Li Qiang, mengakui kembalinya Jack Ma dapat ikut meningkatkan kepercayaan bisnis di kalangan pengusaha.
Dengan perombakan tersebut, Alibaba seperti mengambil pendekatan dari perusahaan teknologi Amerika seperti Google, yang bertransformasi menjadi Alphabet.
“Bagi saya itu menunjukkan sesuatu yang sudah lama ingin dilakukan Alibaba, sementara mereka sudah lama menunggu kesempatan," kata Stuart Cole, kepala makro ekonomi pada broker Equiti Capital, dikutip CNN Business.
Setelah kabar restrukturisasi tersebut, saham Alibaba yang terdaftar di AS naik lebih dari 10 persen pada Selasa (28/3).