Jakarta, FORTUNE –MarketsandMarkets memprediksi pasar aset yang tidak dapat dipertukarkan (non-fungible token/NFT) bakal tumbuh berkelanjutan dalam beberapa tahun mendatang. Menurut firma riset pasar itu, tahun ini saja nilai pasar NFT sudah mencapai US$3 miliar atau lebih dari Rp43 triliun.
Akan tetapi, lima tahun mendatang atau 2027, pasar NFT diramal bakal memiliki nilai mencapai US$13,6 miliar atau Rp198 triliun.
Dengan kata lain, pasar NFT bakal tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/CAGR) sekitar 35 persen dalam kurun 2022 sampai 2027, menurut MarketsandMarkets.
Firma riset pasar tersebut tentu memiliki sejumlah alasan yang melatarbelakangi pertumbuhan pasar NFT. Faktor meningkatnya peran pesohor dalam mendorong adopsi NFT bisa jadi contoh. Lalu, NFT diprediksi bakal berperan dalam mengubah corak industri gim. Itu belum termasuk permintaan terhadap karya seni digital yang akan berlanjut.
“Selain itu, dengan meningkatnya kasus penggunaan NFT dalam manajemen rantai pasokan, ritel, dan mode, upaya raksasa industri untuk mewujudkan metaverse, personalisasi NFT akan memberikan peluang yang menguntungkan bagi vendor pasar NFT,” begitu bunyi laporan MarketsandMarkets dikutip, Selasa (10/5).
MarketsandMarkets menyoroti peran lokapasar NFT, platform bagi kreator konten untuk menjual aset digital mereka. Menurutnya, marketplace NFT ini bakal menjadi salah satu segmen yang mendominasi pasar NFT.
OpenSea mungkin telah menjadi lokapasar utama bagi perdagangan NFT. Namun, ke depannya diprediksi banyak perusahaan yang akan memperluas bisnisnya ke pasar NFT. Misalnya, Coinbase Global Inc., platform pertukaran aset kripto, yang baru-baru ini meluncurkan pasar NFT.
Laporan sama turut memproyeksikan pasar NFT khususnya bakal booming di Asia Pasifik, seperti Cina, Jepang, India, dan Singapura, Thailand, Filipina, dan Malaysia. MarketsandMarkets mengutip data Google Trends yang menunjukkan wilayah ini telah melakukan sebagian besar penelusuran tentang NFT, baik dari segi tren, perkembangan, maupun investasi.
Survei CoinGecko soal NFT
CoinGecko, situs pengumpul data aset kripto, belum lama ini juga merilis hasil survei mengenai tren NFT yang populer setahun belakangan. Pasar NFT diperkirakan masih akan prospektif beberapa tahun mendatang.
Dalam laporan bertajuk NFT Survey Report Maret 2022, CoinGecko menyebut minat terhadap NFT meningkat sejak tahun lalu. Total volume perdagangan NFT bahkan mencapai puncak pada Agustus 2021, yakni US$5 miliar atau lebih dari Rp72 triliun.
Dalam laporan sama terungkap soal tren adopsi NFT secara global. CoinGecko melakukan jajak pendapat terhadap 871 responden melalui Twitter Poll, 30 Maret sampai 2 April 2022. Sebagai catatan tambahan, responden survei ini sebagian besar atau 38,8 persen berasal dari Asia Pasifik, diikuti Eropa 31,7 persen, Amerika Utara/Selatan 18,3 persen, dan Afrika 11,2 persen.
Menurut survei, 72 persen responden mengaku saat ini sedang mengoleksi NFT. Bahkan, lebih dari 50 persen menyatakan diri memiliki 5 aset digital atau lebih.
Hampir sebagian besar responden telah mengetahui tentang aset digital tersebut dalam waktu yang cukup lama. Jajak pendapat menunjukkan 40 persen responden mengaku sudah terekspos dengan NFT lebih dari setahun.
Survei tersebut turut memperlihatkan koleksi NFT responden. Hasilnya, 35,8 persen responden mengaku mengoleksi NFT dalam bentuk gim atau metaverse. Setelahnya, diikuti NFT foto profil 27,4 persen, seni 25,3 persen, dan lain-lain 11,5 persen.
“Dengan sebagian besar responden atau pemilik NFT tinggal di wilayah Asia Pasifik, hasilnya mungkin tidak mengejutkan mengingat dominasi NFT game and finance (GameFi) di Asia,” katanya.
CoinGecko lantas menaksir pasar metaverse dalam dua tahun ke depan nilainya bahkan bisa mencapai US$800 miliar atau lebih dari Rp11.580 triliun.