Jakarta, FORTUNE – Riset dari platfotm belajar online, Udemy, menyebutkan banyak karyawan Indonesia mulai mempelajari topik keamanan siber seiring tren munculnya ancaman serangan siber. Penelitian itu juga menemukan sejumlah tren bisnis yang penting bagi perusahaan dalam mengembangkan kemampuan karyawan.
Dalam laporan bertajuk Global Workplace Learning Index pada Q3/2022, banyak karyawan Indonesia mempelajari keterampilan teknis soal keamanan siber dengan pertumbuhan 309 persen.
Para pekerja Indonesia juga melirik topik Java (dengan pertumbuhan 208 persen), dan Linux (165 persen), Microsoft Power BI (138 persen), dan Linux Administration (135 persen).
“Menarik melihat cyber security menjadi topik yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia pada kuartal ketiga,” kata Head of Indonesia Market Udermy, Giri Suhardi, dalam keterangan yang dikutip Senin (21/11).
Menurutnya, setiap elemen bisnis di Indonesia, mulai dari mulai usaha kecil menengah (UKM) sampai perusahaan besar atau pemerintah, berusaha menjadi lebih digital. Dengan menggejalanya perkembangan digitalisasi, risiko keamanan siber pun membayangi.
“Ini adalah tren yang kami lihat secara global. Semakin banyak sektor yang rentan terhadap peretasan dunia maya,” katanya. Dia merujuk kepada laporan bahwa Indonesia menghadapi lebih dari 11 juta serangan siber pada kuartal pertama tahun ini.
Namun, laporan Udemy menunjukkan banyak organisasi yang semakin sadar akan risiko keamanan siber, serta menjadikannya prioritas. Dia berpendapat penting bagi semua pekerja profesional, terlepas dari peran spesifik mereka, untuk memiliki pengetahuan mengenai dasar-dasar keamanan siber.
Tren keterampilan
Dalam riset terpisah berjudul The 2023 Workplace Learning Trends Report, Udemy mengindentifikasi tiga tren yang diperlukan perusahaan dalam membangun budaya pembelajaran serta keterampilan, mulai dari soal bisnis, teknis, dan personal.
“Para pemimpin bisnis berperan penting dalam membantu karyawan membangun keterampilan yang mereka butuhkan untuk meningkatkan operasional bisnis sekaligus mempertahankan daya saing perusahaan di pasar kerja,” kata Chief Learning Officer di Udemy, Melissa Daimler.
Namun, demi menjadi organisasi yang mendukung pembelajaran, kata Melissa, perusahaan mestinya tidak hanya menawarkan program pelatihan, tetapi perlu mengomunikasikan dengan jelas kepada karyawan tentang tujuan pembelajaran dan hasil yang ingin dicapai.
Misalnya, konsumsi materi keterampilan teknis mengalami pertumbuhan sekitar 49 persen secara tahunan, dengan topik komputasi awan menjadi fokus utama yang paling banyak dikonsumsi. Selain itu, keterampilan dan solusi untuk analisis dan keamanan data juga menempati posisi tertinggi.
Lalu, keterampilan bisnis yang paling banyak dipelajari adalah pada kategori komunikasi dan kepemimpinan, di antaranya kursus manajemen pengalaman pelanggan, komunikasi nonverbal, dan komunikasi bisnis,
Sementara itu, dalam keterampilan personal, karyawan menyiapkan diri untuk kepemimpinan global dan ketahanan di tempat kerja. Beberapa topik yang diminati adalah kesadaran, pencarian pekerjaan, dan penghargaan terhadap diri sendiri.
“Tingginya minat atas topik pengembangan personal (personal growth) mencerminkan keinginan karyawan untuk mengelola penyebab stres dengan lebih baik, termasuk kelelahan,” ujarnya.
Udemy memberikan sejumlah rekomendasi yang dapat membantu organisasi mempertahankan talenta terbaiknya. Misalnya, organisasi perlu menggalakkan pembelajaran berkelanjutan dan menyelaraskan strategi pembelajaran dengan budaya organisasi. Lalu, perusahaan juga mesti agile dalam memungkinkan karyawan untuk belajar sembari bekerja, dan menerapkan strategi yang bervariasi dalam penyampaian pembelajaran.