Rusia Turut Menggempur Ukraina dengan Serangan Siber

Gempuran malware dan DDOS pasti bakal merepotkan.

Rusia Turut Menggempur Ukraina dengan Serangan Siber
Hacker. (ShutterStock/takasu)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pemerintah Rusia resmi melakukan invasi terhadap Ukraina. Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan perintah operasi militer di wilayah Ukraina pada Kamis (24/2) setempat.

Di tengah ketegangan peristiwa tersebut, para ahli siber memperkirakan serangan dunia maya tampaknya bakal mendahului serangan militer rusia, demikian menurut ABC, Jumat (25/2).

Dalam beberapa jam, minggu, dan hari sebelum invasi Rusia tersebut, Ukraina telah berperang secara daring. Kini, serangan siber terhadap Ukraina disebut meningkat.

Serangan malware ke banyak komputer

Pakar keamanan siber dari ESET Research Labs, Jean-Ian Boutin, mengatakan telah mendeteksi perangkat lunak berbahaya (malware) penghapus data pada “ratusan komputer” di Ukraina.

Memang belum jelas berapa banyak jaringan yang terpengaruh atau siapa yang menjadi sasaran. Namun, menurut Boutin, sejumlah “organisasi besar” Ukraina telah terdampak. Diasumsikan, malware tersebut berhasil menghapus data dari komputer yang terinfeksi.

Pejabat senior pertahanan siber Ukraina, Victor Zhora, menolak berkomentar ketika ditanya tentang temuan ESET.

Sementara, Technical Director Symantec Threat Intelligence, Vikram Thakur, mengatakan organisasinya telah mendeteksi bahwa lembaga keuangan Ukraina serta kontraktor pemerintah Ukraina di Latvia dan Lithuania terkena malware penghapus.

Dia mengatakan sekitar 50 komputer di organisasi keuangan—tanpa menyebutkan namanya—itu terkena dampak malware, beberapa dengan data dihapus.

Serangan DDOS ke situs web pemerintah

Situs web untuk kementerian pertahanan dan luar negeri Ukraina dan salah satu bank komersial terbesar di negara itu terkena dampak serangan penolakan layanan (DDoS) terdistribusi.

Menteri Transformasi Digital Ukraina Mykhailo Fedorov menggambarkannya sebagai "serangan DDoS massal terhadap negara kita".

Situs segera dapat dijangkau kembali setelah responden beralih ke penyedia layanan perlindungan DDoS yang berbeda.

Namun beberapa waktu usai itu, situs web kementerian luar negeri dan dewan menteri kembali tidak dapat diakses, dan situs lain lambat dimuat. Kondisi itu ditengarai menunjukkan bahwa serangan DDoS terus berlanjut, meskipun tidak ada konfirmasi resmi.

Serangan tampaknya terkait dengan invasi Rusia

Serangan siber telah menjadi alat utama agresi bagi Rusia di Ukraina sejak sebelum 2014 ketika Rusia mencaplok Krimea, yang merupakan sebagian wilayah Ukraina, dan menggagalkan pemilihan umum (pemilu).

Serangan sama juga digunakan Rusia melawan Estonia pada 2007 dan 2008.

Boutin dari ESET Research Labs mengatakan para penelitinya tidak dapat mengatakan siapa yang bertanggung jawab atas malware yang menghapus data. Akan tetapi, “serangan itu tampaknya terkait dengan krisis yang sedang berlangsung di Ukraina”.

Sementara, pengawas perlindungan data Ukraina mengatakan peretasan meningkat.

"Serangan phishing terhadap otoritas publik dan infrastruktur penting, penyebaran perangkat lunak berbahaya, serta upaya untuk menembus jaringan sektor swasta dan publik dan tindakan destruktif lebih lanjut telah meningkat," katanya.

Chester Wisniewski, seorang peneliti di perusahaan keamanan siber Sophos, menduga Rusia bermaksud dengan malware tersebut untuk "mengirim pesan bahwa mereka telah mengkompromikan sejumlah besar infrastruktur Ukraina dan ini hanyalah bagian kecil untuk menunjukkan seberapa besar penetrasi mereka".

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya