Jakarta, FORTUNE – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) perusahaan rintisan belum juga usai. Kali ini giliran Sayurbox yang mengumumkan langkah efisiensi bisnis. Startup penyedia platform belanja makanan itu memangkas 5 persen karyawan dari keseluruhan total organisasi.
“Langkah efisiensi karyawan ini merupakan keputusan sulit yang tak bisa dihindari oleh perusahaan,” kata Co-Founder and Chief Executive Officer Sayurbox, Amanda Susanti, dalam keterangan pers, Rabu (7/12).
Menurutnya, keputusan ini dibuat supaya perusahaan lebih agile dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan. Dengan begitu, Sayurbox senantiasa memberikan dampak positif bagi para konsumen, mitra pengemudi, serta ribuan petani dan produsen lokal.
“Manajemen Sayurbox menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada karyawan terdampak efisiensi,” tambahnya.
Sayurbox memastikan karyawan yang terkena PHK akan memperoleh paket kompensasi sesuai dengan peraturan berlaku, kata Amanda. Perusahaan juga memberikan sejumlah program pendampingan yang dapat membantu karyawan terdampak untuk mendapatkan kesempatan dalam mencari pekerjaan baru.
Perusahaan itu menyediakan akses “Sayur Alumni Support” untuk karyawan terdampak sehingga mereka dapat mengunggah CV yang akan diberikan ke calon perekrut seperti investor, partner, agensi perekrutan tenaga kerja, dan perusahaan lain yang mambuka lowongan pekerjaan.
Karyawan terdampak juga masih dapat memanfaatkan asuransi serta hak karyawan lainnya hingga akhir bulan masa bekerja, serta dapat mengakses berbagai workshop khusus yang dirancang oleh tim personalia perusahaan.
Demi keberlanjutan
Menurut Amanda, efisiensi ini merupakan bagian dari langkah Sayurbox untuk menjadi perusahaan yang mandiri secara finansial, serta tumbuh secara berkelanjutan dalam jangka panjang.
“Keputusan efisiensi karyawan ini tidak ada hubungan sama sekali dengan kinerja dari masing-masing individu atau tim mana pun, tetapi memang dikarenakan oleh rasionalisasi dan restrukturisasi dari bisnis e-grocery Sayurbox” ujarnya.
Perusahaan itu didirikan untuk memungkinkan produk segar terjangkau dan dapat diakses oleh konsumen. Dimulai pada 2017, perusahaan memperkenalkan sayur-mayur dan buah-buahan yang dikemas secara khusus.
Mereka menawarkan layanan pengiriman instan maupun satu hari sampai demi mengurangi limbah pertanian dan meningkatkan kesegaran produk. Layanan tersebut dilengkapi dengan metode pembayaran yang beragam, termasuk bayar di tempat.
“Dengan kondisi yang baru saja terjadi ini, kami berharap ke depannya Sayurbox akan berkembang lagi dan lebih solid guna memberikan kebaikan kepada lebih banyak petani dan produsen lokal,” katanya.
Sebelum Sayurbox ada e-groceries lain yang melakukan PHK, yakni Happy Fresh, yang bahkan sempat menutup operasinya pada Agustus sebelum kembali beroperasi pada akhir September usai menerima utang dari Genesis, Innoven, dan Mars.
Sementara, Traveloka memutuskan menutup Traveloka Mart pada akhir Agustus. Padahal, layanan e-groceries tersebut baru beroperasi selama enam bulan. Traveloka menyebut penutupan ini sebagai bagian dari strategi prioritas bisnis perusahaan.