Jakarta, FORTUNE – Platform e-commmerce Lazada baru saja merilis Digital Commerce Confidence Index (DCCI) yang menunjukkan tren perdagangan digital dari tingkat sentimen dan kepercayaan pedagang. Hasilnya, mayoritas penjual daring optimistis bisnis tahun ini akan tumbuh.
Menurut indeks Lazada tersebut, penjual online Asia Tenggara positif terhadap kemajuan bisnis. Sebanyak 77 persen responden memperkirakan penjualan akan meningkat 10 persen pada kuartal kedua tahun ini.
Magnus Ekbom, Chief Strategy Officer Lazada Group, mengatakan laporan terbaru juga menunjukkan penjual menjadi lebih optimistis mengenai kondisi ekonomi, dengan tiga dari empat penjual daring sepakat situasi akan menjadi lebih baik pada kuartal berikutnya.
“73 persen konsumen di Asia Tenggara memandang belanja daring menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Penjual daring yang dapat memahami preferensi dan tren pembeli daring akan berada pada posisi yang aman untuk tetap dapat bersaing dan memenangkan industri perdagangan digital,” kata Magnus dalam keterangan resminya, dikutip Senin (17/5).
DCII diklaim sebagai studi pertama yang memetakan tren perdagangan digital dengan memberikan indeks pada sentimen dan tingkat kepercayaan penjual. Indeks tersebut berskala 0 sampai 100, dengan 0 menyiratkan pesimisme dan 100 optimisme. Survei Lazada ini melibatkan 766 penjual daring Asia Tenggara.
Di sisi lain, pedagang memperkirakan penurunan penjualan, dari 12 persen akhir tahun lalu menjadi 7 persen awal tahun ini, menurut studi sama. Perayaaan seperti Ramadan dan Paskah di negara-negara yang merayakan dinilai menjadi pendorong utama pandangan positif akan kenaikan permintaan. Pada periode itu pula, tingkat konsumsi masyarakat lazim meningkat.
Strategi pedagang online
Pedagang mengimplementasikan sejumlah strategi demi mendukung pertumbuhan bisnis, menurut Lazada. Sekitar 74 responden menyatakan bakal meningkatkan inventaris produk setidaknya 10 persen dalam tiga bulan ke depan.
Sementara, 47 persen mengatakan penjual akan menambahkan sumber daya manusia yang menyiratkan kepercayaan akan pertumbuhan bisnis.
Survei turut menunjukkan bahwa kepercayaan penjual tersebar di beberapa kategori: general merchandise (81 persen), fesyen (78 persen), dan fast-moving consumer goods (76 persen).
Temuan tersebut beriring preferensi konsumen belanja daring, dengan produk fesyen dan kesehatan-kecantikan berada di posisi puncak untuk pembelian daring selanjutnya, menurut Lazada Consumer Study.
Studi juga menunjukkan pelanggan mencari harga lebih murah, biaya pengiriman terjangkau, dan kemudahan pencarian serta kenyamanan ketika berbelanja daring.
Sebanyak 58 persen penjual menyatakan upaya menarik trafik konsumen. Lalu, 56 persen di antaranya menyampaikan soal peningkatan persaingan harga menjadi dua pertimbangan utama untuk pertumbuhan di kuartal selanjutnya.
Di sisi lain, 23 persen penjual juga mengatakan biaya operasional yang tinggi sebagai tantangan. Situasi itu menurutnya, menyiratkan ketidakpastian dalam pertumbuhan global, seperti tren inflasi, dan krisis geopolitik Eropa Timur yang berdampak terhadap cadangan minyak serta disrupsi terhadap rantai pasok global.