Jakarta, FORTUNE – Survei terbaru perusahaan rintisan aplikasi multi-aset Pluang dan lembaga riset Center for Economic and Law Studies (Celios), mengungkapkan soal tren investasi di dalam negeri. Hasil survei ini menggambarkan strategi investor ritel dalam mengalokasikan dana ke instrumen investasi.
Menurut penelitian berjudul “Dampak Aplikasi Multi-Aset terhadap Pertumbuhan Investor Ritel”, 29,8 persen responden mengaku lebih memilih menempatkan dananya di instrumen reksa dana. Setelahnya, 21,7 persen investor condong ke saham, 21,1 persen pada aset kripto, dan 12,8 persen pada emas.
Riset sama menunjukkan 36 persen responden memiliki tujuan investasi untuk meningkatkan pendapatan pasif. Alasan lainnya berturut-turut yakni mempersiapkan dana darurat (23 persen), mempersiapkan pensiun (20 persen), dan merencanakan biaya pendidikan anak (17 persen).
Menurut Co-Founder Pluang, Claudia Kolonas, studi tentang investasi ritel ini diharapkan dapat membuka banyak ruang untuk membangun ekosistem keuangan digital yang kondusif.
“Studi ini menjadi salah satu inisiatif Pluang untuk menyediakan referensi yang bisa menjadi dasar pembuatan kebijakan yang mendorong percepatan sektor keuangan digital di Indonesia,” kata Claudia dalam keterangan yang dikutip Jumat (23/9).
Studi ini dilakukan berdasar atas jajak pendapat terhadap 3.530 responden di seluruh Indonesia.
Multi-aset
Investor juga memiliki rencana untuk mendiversifikasi investasinya. Sebagai bukti, 37 persen responden mengaku berminat untuk berinvestasi ke dua aset investasi.
Sedangkan, 31 persen responden menyampaikan rencana untuk mengalokasikan dana ke tiga aset, dan bahkan ada 22 persen yang ingin berinvestasi ke lebih dari lima instrumen.
Studi tersebut juga memperlihatkan bahwa Investor menyukai kehadiran aplikasi multi-aset yang mengintegrasikan beberapa pilihan instrumen investasi. Sebab, platform itu dianggap memudahkan investor dalam memperluas portofolio, mengawasi asetnya, dan membantu perencanaan jangka panjang.
Menurut Executive Director Celios, Bhima Yudhistira, mayoritas responden menganggap berinvestasi memiliki kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Perspesi itu datang dari fenomena ekonomi digital yang tumbuh pesat, serta adopsi teknologi yang masif.
Investor meyakini berinvestasi di platform investasi digital dapat berkontribusi terhadap peningkatan sektor teknologi informasi, membantu pendanaan perusahaan, dan efek penciptaan tenaga kerja dari investasi.
“Hal ini menjadi indikasi positif bahwa platform investasi digital mampu mendorong terciptanya investment-oriented society atau masyarakat yang melek investasi.”
Menurut laporan sama, responden memiliki preferensi tinggi untuk memilih influencer keuangan di media sosial sumber informasi investasi. Karenanya, studi ini merekomendasikan pengembangan kapasitas bagi pemengaruh keuangan agar dapat memberikan literasi finansial yang valid dan edukatif.