Jakarta, FORTUNE – Warganet Indonesia mulai merasa nyaman untuk membicarakan topik kesehatan mental serta bentuk dukungan yang diperlukan, menurut survei terkini dari TikTok dan YouGov. Temuan ini pun menjadi gambaran mengenai isu kesehatan mental di Indonesia.
Menurut laporan TikTok dan YouGov yang dirilis September 2022, lebih dari 70 persen responden di Indonesia percaya diri untuk berbicara tentang kesehatan mental. Dalam hal itu, 57 persen warga mengaku memilih untuk bercerita ke keluarga, 52 persen ke tenaga profesional seperti psikolog, dan 40 persen ke teman dekat.
Namun demikian, dua dari empat responden menyampaikan masih khawatir akan potensi dampak negatif jika mereka menyampaikan kondisi kesehatan mental mereka. Kekhawatiran itu termasuk penolakan atau bahkan penghakiman dari keluarga dan teman dekat, maupun konsekuensi di tempat kerja.
Sementara, 28 persen masyarakat merasa terbantu jika mereka dapat mengakses sumber daya maupun sarana seputar kesehatan mental yang bebas biaya di platform media sosial. Sedangkan, 26 persen responden mengaku lebih terinspirasi untuk berbicara mengenai kesehatan mental jika ada pengguna media sosial lain yang berbagi pengalaman serupa.
Menurut Psikolog & Co-Founder TigaGenerasi, Saskhya Aulia Prima, kesehatan mental merupakan topik luas, namun belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat. Dia menyatakan minimnya kesadaran tentang kesehatan mental ini yang memunculkan stigma tertentu, dan membuat orang yang mengalami tantangan dalam kesehatan mentalnya menjadi tertutup.
“Jika ini terus terjadi, akibatnya penanganan terhadap masalah kesehatan mental menjadi terhambat dan bisa mempengaruhi aspek hidup lainnya, misalnya produktivitas karier, rumah tangga, dan lainnya,” kata Saskhya dalam rilis resmi, dikutip Kamis (13/10).
Survei bertajuk Global Consumer Attitudes on Mental Well-being ini melibatkan 16 ribu orang dewasa di 13 negara, yakni Britania Raya, Amerika Serikat, Singapura, Jerman, Afrika Selatan, Indonesia, Vietnam, Kanada, Brasil, UEA, Saudi Arabia, Australia, dan Mesir.
Ruang digital aman
Temuan ini mendorong TikTok untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman dan ramah bagi komunitas masyarakat Indonesia, kata Public Policy and Government Relations TikTok Indonesia, Faris Mufid.
TikTok meluncurkan Pusat Kesehatan Digital, sebuah portal yang berisi informasi dan sumber daya TikTok terkait kesehatan mental dan kesejahteraan digital.
Di dalamnya, pengguna dapat mengakses layanan bantuan, menikmati berbagai video interaktif seputar kesehatan mental hasil kolaborasi TikTok bersama para mitra, kreator, dan pakar kesehatan mental, sekaligus tips atau inspirasi seputar topik kesehatan mental melalui konten livestream dari sejumlah kreator.
Tagar #KesehatanMental juga tersedia bagi komunitas dan masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran soal kesehatan mental, serta mendorong satu sama lain untuk berbagi cerita dan pengalamannya yang berkaitan dengan isu tersebut.
"TikTok ingin menyediakan para pengguna dengan wadah, sarana, dan sumber daya untuk mendukung terciptanya diskusi sehat mengenai kesehatan mental. Kami berharap TikTok dapat menjadi tempat yang aman di mana diskusi penting tentang kesehatan mental dapat berkembang dan menginspirasi pengguna satu sama lain," ujar
Menurutnya, inisiatif ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia. TikTok lantas menyebut akan memperkuat upaya perlindungan yang sudah ada demi mendukung kesehatan mental pengguna, termasuk Panduan Kesejahteraan TikTok yang dirancang dan didiskusikan bersama para ahli.
Tak hanya itu, TikTok mengambil pendekatan dua arah untuk menjaga komunitas dengan menghapus konten yang melanggar dan berbahaya, kata Mufid.