Jakarta, FORTUNE – Survei terbaru dari Trade Desk mengungkap preferensi para respondennya di Indonesia dalam mengonsumsi konten pada layanan internet terbuka atau open internet seperti situs berita, over-the-top (OTT) dan connected tv (CTV), serta platform streaming musik atau audio. Laporan perusahaan teknologi itu menyebutkan secara umum saluran media daring tersebut akan mendorong pertumbuhan konsumsi digital pada masa mendatang.
Dalam riset bertajuk “Gateway to the Open Internet”, 7 dari 10 respondennya mengaku telah meningkatkan konsumsi open internet selama setahun terakhir. Sementara, 2 dari 3 respondennya ditaksir meningkatkan durasinya dalam mengakses kanal tersebut selama enam bulan ke depan.
Laporan itu juga mengungkapkan respondennya ternyata lebih banyak menghabiskan waktu pada open internet, dengan persentase 55 persen dari dari 283 jam yang dihabiskan rata-rata konsumen Indonesia pada media digital dalam sebulan.
Para responden juga berencana untuk meningkatkan konsumsi open internet secara signifikan dalam enam bulan ke depan, dipimpin oleh saluran-saluran seperti situs berita/web, OTT/CTV, dan streaming musik/audio.
"Konsumen saat ini menghabiskan banyak waktu berkualitas mereka di open internet. Riset ini mengidentifikasi kesempatan bagi para pemasar yang mencari cara baru di luar media sosial untuk beriklan, dan di saluran open internet adalah tempat para audiens lebih aktif," kata Country Manager Client Services Indonesia Trade Desk, Florencia Eka, dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (15/2).
Konten premium
Laporan Trade Desk menggarisbawahi soal responden yang melek digital memiliki preferensi khusus terhadap konten yang mereka konsumsi. Kelompok konsumen ini cenderung memilih konten premium (44 persen) dan kredibel (25 persen).
Pun, open internet telah menjadi tempat para konsumen menemukan konten premium ataupun kredibel, terutama konten yang hadir pada OTT dan streaming musik atau audio.
Pada saat bersamaan, fokus terhadap konten premium dan kredibel mempengaruhi pandangan masyarakat Indonesia terhadap brand yang beriklan pada open internet. Ketika membandingkan platform konten premium dengan user-generated content (UGC), 67 persen masyarakat Indonesia cenderung lebih memercayai brand yang beriklan pada OTT.
Dalam kesempatan sama, CMO Kompas Gramedia Group, Dian Gemiano, berpendapat periklanan digital masih belum mampu berkembang meski masyarakat Indonesia menghabiskan lebih dari separuh waktunya di internet. Dia menyebut fakta bahwa belanja iklan di luar ekosistem open internet masih tiga kali lebih besar ketimbang pada open internet.
“Riset ini menawarkan wawasan yang belum pernah ada sebelumnya dan akan memperdalam pemahaman kita atas open internet, serta lebih pentingnya lagi membantu pemasar dan penerbit untuk menyadari nilai dari open internet,” katanya.
Studi Trade Desk yang dilakukan bersama Kantar ini berdasar atas survei kepada 1.000 responden di Indonesia berusia 16–65 pada September 2022.