Jakarta, FORTUNE – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk memperkuat portofolio bisnis digital perseroan melalui sejumlah strategi. Salah satunya melalui kerja sama strategis dengan Singapore Telecommunications Limited (Singtel) untuk layanan pusat data serta fixed dan mobile broadband.
Kolaborasi itu direalisasikan lewat penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dan CEO Singtel Group Yuen Kuan Moon, disaksikan Menteri BUMN Erick Thohir.
Erick Thohir, dalam sambutannya mengatakan, sebagai BUMN yang tengah bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital, Telkom harus mampu mengembangkan kepemimpinan teknologi, baik dalam memberikan layanan maupun mengawal agenda transformasi digital Indonesia.
Situasi tersebut membutuhkan pelbagai terobosan, kata Erick. Tak hanya soal peningkatan kompetensi digital, namun juga perubahan bisnis model dengan memanfaatkan kemitraan strategis. Pada gilirannya, hal tersebut diharapkan dapat mempercepat transformasi perusahaan.
Kebutuhan pusat data
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, mengatakan Telkom Group saat ini tengah mengkonsolidasikan bisnis pusat data demi menjawab tantangan trasnsformasi digital. Menurutnya, melalui regional data center yang merupakan kelanjutan dari strategi konsolidasi tersebut, diharapkan dapat membuka peluang bagi perusahaan untuk menjadi pemain bisnis data berskala dunia.
“Tentunya upaya tersebut membutuhkan kemitraan strategis dengan operator yang telah terbukti memiliki kapabilitas dan reputasi yang mumpuni. Singtel dengan kekuatan dan pengalamannya menjadi mitra strategis dan tepat bagi Telkom dalam mengembangkan bisnis data center regional ini,” kata Ririek dalam keterangan resmi, dikutip Senin (18/4).
Kebutuhan pusat data di dunia secara diperkirakan terus meningkat, kata Ririek. Diproyeksikan Asia Tenggara menjadi kawasan dengan pertumbuhan bisnis pusat data lebih dari 20 persen hingga 2024.
Menurut Ririek, peningkatan pangsa pasar bisnis pusat data mesti diimbangi dengan kekuatan infrastruktur dan kapasitas bisnis yang memadai. Karenanya, Telkom membangun serta meningkatan kapasitas pusat data. Saat ini, Telkom sudah memiliki serta mengelola 27 pusat data baik dalam maupun luar negeri dan sedang membangun Hyperscale Data Center (HDC) berkapasitas total 75 MW.
CEO Singtel Group, Yuen Kuan Moon, mengatakan, seiring dengan pesatnya digitalisasi bisnis serta meningkatnya adopsi internet of things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan 5G di pelbagai regional, permintaan akan pusat data berkualitas tinggi akan terus meningkat.
“Sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, Indonesia merupakan pangsa pasar strategis dari bisnis pusat data yang dapat memperluas jejak platform kami di tiga lokasi dengan pertumbuhan tercepat di kawasan, yakni Indonesia, Singapura, dan Thailand,” ujarnya.
Layanan broadband
Telkom dan Singtel juga menjajaki kerja sama implementasi integrasi bisnis fixed dan mobile broadband. Integrasi bisnis tersebut sudah mulai dilaksanakan oleh Telkom melalui sinergi layanan IndiHome dengan Telkomsel.
Sejalan dengan arahan Kementerian BUMN, kata Ririek, integrasi kedua bisnis ini akan memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk memperoleh pengalaman digital terbaik dalam menikmati pelbagai layanan internet Telkom Group.
Inisiatif ini nantinya akan mempertahankan kepemimpinan TelkomGroup di portofolio bisnis broadband, dengan Telkom akan fokus pada segmen bisnis ke bisnis (B2B) dan Telkomsel fokus pada segmen bisnis ke konsumen (B2C).
“Kami berharap kolaborasi ini dapat memberikan nilai tambah bagi kedua perusahaan, stakeholders, dan masyarakat,” ujarnya.