WhatsApp Bantah Dugaan Kebocoran Data 487 Juta Penggunanya

Laporan kebocoran itu tidak berlandaskan bukti.

WhatsApp Bantah Dugaan Kebocoran Data 487 Juta Penggunanya
Ilustrasi WhatsApp/Alex Photo Stock Shutterstock.com
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – WhatsApp membantah kabar dugaan kebocoran data 487 juta penggunanya di berbagai negara. Aplikasi pesan instan besutan Meta Platforms Inc itu menyatakan laporan kebocoran data yang beredar tidak berlandaskan bukti.

Kabar dugaan kebocoran data tersebut sebelumnya terungkap dalam laporan Cybernews. Menurut situs media online berbasis penelitian tersebut, telah ditemukan sebuah iklan di forum peretasan pada Rabu (16/11). Iklan dimaksud memuat informasi penjualan 487 juta data nomor ponsel pengguna WhatsApp.

Dalam sebuah keterangan resmi, seorang juru bicara Meta melabeli laporan itu “spekulatif” dan berdasar atas “tangkapan layar yang tidak berdasar”. “Perusahaan tidak menemukan bukti kebocoran data pada sistem WhatsApp,” begitu keterangan resmi Meta, seperti dilansir dari laman South China Morning Post.

Menurut data yang dikutip oleh cybernews, WhatsApp tercatat memiliki dua miliar pengguna aktif bulanan secara global.

Tindakan Whatsapp

ilustrasi aplikasi Whatsapp (unsplash.com/Mourizal Zativa)

Keterangan tersebut menyebut betapa seriusnya Meta menyikapi tudingan tentang pelanggaran keamanan layanan ini. Mereka berdalih telah mengambil langkah segera untuk menyelediki lebih lanjut klaim yang dibuat dalam artikel berita tersebut.

Laporan dari Cybernews menyebutkan kumpulan data tersebut diduga berisi data pengguna WhatsApp dari 84 negara, termasuk lebih dari 130.331 data pengguna Indonesia.

Secara nominal, Mesir menjadi negara yang paling terdampak dengan dugaan kebocoran 45 juta data pengguna. Setelahnya ada Italia dengan 36 juta data pengguna, dan Amerika Serikat 32 juta.

Kumpulan data bocor juga diduga berisi hampir 10 juta orang Rusia dan lebih dari 11 juta nomor telepon warga negara Inggris. Sekitar 2,9 juta jumlah pengguna aktif WhatsApp di Hong Kong juga disertakan.

Cybernews berkeras telah mengonfirmasi semua nomor telepon milik pengguna WhatsApp yang diduga bocor tersebut.

“Di zaman ini, kita semua meninggalkan jejak digital yang cukup besar. Dan raksasa teknologi seperti Meta harus mengambil semua tindakan pencegahan dan sarana untuk melindungi data tersebut,” kata kepala tim riset Cybernews, Mantas Sasnauskas.

Kantor Komisioner Privasi untuk Data Pribadi Hong Kong, Jumat (25/11), mengatakan belum menerima pemberitahuan apa pun dari Meta atau WhatsApp tentang dugaan kebocoran data tersebut. Lembaga itu mengaku telah menghubungi Meta untuk meminta detail dugaan kasus.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya