AI Berpotensi Ambil Alih 80 juta Lapangan Kerja, Apa Saja?

Pekerjaan data entry hingga CS diprediksi bakal hilang.

AI Berpotensi Ambil Alih 80 juta Lapangan Kerja, Apa Saja?
Ilustrasi artificial intelligence. (ShutterStock/Jirsak)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kemajuan Teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) diprediksi bakal mengambil alih 80 juta lapangan Pekerjaan dan berimbas kepada hilangnya beberapa lapangan pekerjaan di masa depan.

Hal itu diungkapkan oleh Plh Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi, Ketenagakerjaan, dan UMKM KeMenko Perekonomian Musdhalifah Machmud pada sesi media briefing wartawan di Jakarta, Rabu, (12/6). “Perkembangan teknologi yang semakin cepat diperkirakan membuat sekitar 80 juta lapangan kerja hilang,” kata Musdhalifah.

Meski demikian, perkembangan teknologi juga diprediksi akan menambahkan sekitar 67 juta pekerjaan baru yang memiliki skill untuk mengendalikan teknologi mutakhir layaknya AI.

Pekerjaan data entry hingga CS diprediksi bakal hilang

Ilustrasi artificial intelligence (unsplash/lukas)

Di sisi lain, dalam kesempatan yang sama, Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Kemenko Perekonomian Chairul Saleh menambahkan, sejumlah pekerjaan yang akan turut terdampak akibat teknologi AI adalah yang berkaitan dengan administrasi hingga perbankan.

"Saat ini kita sudah mulai merasakan untuk bertransaksi perbankan kita sudah tidak perlu teller, kita sudah punya automatic teller machine yang memang bisa setor tunai dan segala macam," kata Chairul.

Selain itu, lanjut Chairul, sejumlahpekerjaan lainnya yang berpotensi hilang dengan adanya AI ialah yaitu data entry, executive secretary, bookkeeping, accountant, factory workers, business services, administration manager, client information, hingga customer service (CS). Untuk itu, Pemerintah terus mengimbau kepada masyarakat agar dapat meningkatkan kemampuan atau skill dalam hal teknologi.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya