Jakarta, FORTUNE - Selumlah bank telah melaporkan hasil kinerja sepanjang semester I-2022 termasuk bank digital seperti PT Allo Bank Indonesia Tbk (Allo Bank) dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC).
Tercatat, keduanya masih membukukan peningkatan biaya promosi. Seperti Allo Bank yang mencatatkan biaya promosi hingga Rp19,6 miliar di semester I-2022 atau naik tajam dibanding akhir tahun 2021 di Rp39 juta. Sedangkan untuk biaya promosi BNC di semester I-2022 mencapai Rp251,3 miliar, naik 139,8 persen apabila dibandingkan biaya promosi di Juni 2021 yang sebesar Rp104,8 miliar.
Lantas apakah keduanya mampu membukukan laba di separuh tahun 2022?
Bank Neo Commerce masih catatkan rugi Rp611,4 miliar
Sebagai salah satu pelaku bank Digital di Indonesia, Bank Neo Commerce berhasil mencatatkan kenaikan total kredit menjadi Rp7 triliun atau naik sebesar 84,2 persen (yoy) dibandingkan dengan posisi 30 Juni 2021 yang sebesar Rp3,8 triliun.
Penyaluran kredit ini diantaranya dilakukan secara digital/online yang mana terbukti banyak diminati oleh masyarakat dan transaksi kredit melalui produk ini di kuartal II tahun 2022 meningkat cukup signifikan.
Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, mengatakan bahwa kinerja positif yang diraih oleh Bank Neo Commerce merupakan hasil dari semakin lengkapnya berbagai layanan dan fitur yang BNC hadirkan di aplikasi neobank.
“Setahun terakhir, kami secara konsisten terus menambah berbagai layanan dan fitur keuangan digital yang benar-benar bermanfaat dan digunakan nasabah BNC. Berbagai layanan ini juga yang berkontribusi pada peningkatan kinerja kami yang cukup signifikan di semester I tahun 2022 ini”, jelas Tjandra melalui keterangan resmi di Jakarta, Minggu (31/7).
Kenaikan dari sisi kredit ini turut menaikan pendapatan bunga bersih (NII) BNC menjadi Rp547,0 miliar atau naik sebesar 302 persen dibandingkan posisi 30 Juni 2021 yang sebesar Rp136,1 miliar. Di samping itu, pendapatan berbasis komisi (fee based income) BNC juga naik secara signifikan menjadi Rp176,1 miliar di Juni atau naik sebesar 973,8 persen jika dibandingkan posisi Juni 2021 yang sebesar Rp 16,4 miliar. Di sisi Aset juga tercatat naik cukup signifikan sebesar 104,6 persen (yoy) dari Rp6,99 triliun di Juni 2021 menjadi Rp14,3 triliun di Juni 2022.
Dari sejumlah kinerja tersebut, pada semester I-2022 BNC masih mencatatkan rugi tahun berjalan Rp611,4 miliar. Namun kerugian BNC ini secara konsisten mengalami tren penurunan setiap satu bulannya, yakni kerugian yang tadinya mencapai Rp159,9 miliar pada Januari tahun 2022 terus mengalami penurunan, hingga akhirnya pada bulan Juni 2022, BNC dapat membukukan laba sebesar Rp5,6 miliar.
Allo Bank kantongi laba Rp150,62 miliar
Sementara itu, bank digital lain seperti Allo Bank mampu mengantongi laba bersih tahun berjalan sebesar Rp150,62 miliar di semester I-2022 atau tumbuh kuat 556 persen (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya di Rp22,92 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan Allo Bank yang dikutip Senin (1/8), pencapaian itu ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang naik 108 persen (yoy) menjadi sebesar Rp217,24 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya di Rp53,47 miliar.
Sementara itu, penyaluran kredit Allo Bank juga naik 205 persen year to date (ytd) menjadi Rp6,71 triliun. Dengan demikian, pihaknya mampu membukukan total aset sebesar Rp9,7 triliun atau naik 110 persen (ytd) dibanding akhir 2021 di Rp4,6 triliun.