Ini 5 Jenis Virus Malware yang Wajib Diwaspadai

Hindari modus penipuan dari malware.

Ini 5 Jenis Virus Malware yang Wajib Diwaspadai
Ilustrasi Serangan DDOS. Shutterstock/Funtap.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Malware merupakan sesuatu yang harus diwaspadai bagi pengguna yang aktifitas sehari-harinya tidak terlepas dari komputer atau jaringan internet. Apalagi, malware kini berevolusi makin jauh seiring perkembangan teknologi, serta banyak pekerjaan yang membutuhkan komputer dan jaringan internet yang dapat diakses oleh semua orang. 

Tentu saja hal ini cukup membahayakan jika seluruh data penting terdapat di perangkat komputer atau terhubung dengan internet. Efeknya, tak hanya data-data penting hilang, bahkan Anda bisa kehilangan uang dalam jumlah besar.

Di sini, anda juga perlu tahu perbedaan antara virus dan malware. Virus adalah perangkat lunak yang menyebar di dalam sebuah sistem dan mengganggu penggunaannya. Virus tidak ditujukan untuk mencuri atau menganalisis penggunaan data. Virus komputer dapat merusak atau menghapus data di sebuah komputer, menggunakan program email untuk menyebarkan virus ke komputer lain, atau bahkan menghapus apapun yang ada di dalam hard disk.

Sedangkan, malware dapat mencangkup dari semua perangkat lunak yang digunakan untuk mencuri, memanipulasi, menghapus, atau bahkan memata-matai sebuah sistem. Malware dapat disebarkan melalui beberapa metode. Kebanyakan adalah melalui jaringan internet, email, pesan pribadi, atau halaman situs web. Tidak hanya perangkat komputer saja, server situs web juga banyak menjadi korban dari malware.

Nah berikut 5 jenis virus dan malware yang perlu anda ketahui, agar bisa terhindar dari kejahatan siber.

Social engineering

ilustrasi menghapus file cache (unsplash.com/Magnet me)

Social engineering memanfaatkan psikologis manusia untuk mendapatkan akses ke informasi pribadi. Biasanya, peretas akan mengontak perusahaan atau layanan jasa terntentu dan berpura-pura menjadi pelanggan.

Pelaku biasanya akan menanyakan soal akun korban dan menipu tim customer support untuk menyerahkannya. Dari situ, informasi pribadi akan dieksploitasi untuk mencuri identitas dan akun pembayaran. Meski terdengar tradisional, tetapi modus ini tengah populer di kalangan peretas.

Hidden ransomware dan fleeceware

Ilustrasi Phising. Shutterstock/rudall30.

Jika menemui email yang terus-terusan meminta untuk instal pembaruan sistem operasi Windows, Anda perlu waspada. Bisa jadi ini kelakukan hidden ransomeware yang menyelipkan file virus sebagai samaran.

Apabila Anda mengikuti instruksinya, malware ini bisa mengenkripsi semua file dan meminta tebusan untuk membuka enkripsi tersebut. Sayangnya kebanyakan penyedia email dan software antivirus tak bisa mendeteksi email dari Hidden Ransomware ini.

Selain itu ada malware fleeceware. Modus aplikasi ini menyerang pengguna HP. Ketika menginstal aplikasi dengan fleeceware, uang pengguna akan terus-terusan dikuras, bahkan setelah menghapus aplikasi tersebut.

Meski fleeceware tidak mencuri informasi sensitif, namun praktik ini sangat umum dilakukan oleh pengembang aplikasi yang sengaja meraup duit penggunanya. Untuk menghindari menjadi korban fleeceware, pengguna diminta berhati-hati dengan janji uji coba gratis aplikasi yang berlangsung singkat. 

News Malware dan zeus gameover

source_name

News malware ialah peretas yang akan menyisipkan malware di berita-berita yang tengah populer dan banyak dibaca orang. Sehingga, pembaca dengan mudah menjadi korbannya. Salah satu contohnya adalah kasus Covid-19 yang banyak ditunggangi peretas. Menargetkan individu, beberapa pembaca yang mengklik berita soal Covid-19 di internet tak sadar bahwa berita tersebut sudah disalin dan disematkan malware. Alhasil, semua data di perangkat Anda bisa dicuri begitu saja. 

Zeus gameover merupakan virus yang masih merupakan keluarga dari malware "Zeus". Metodenya serupa Trojan, yakni malware yang menyamar sebagai sesuatu yang kredibel. GameOver Zeus memang bukan seperti kebanyakan malware, program jahat ini mampu menciptakan sebuah jaringan yang dibentuk dari komputer-komputer korbannya.

Istilah ini akrab disebut botnet, dan konon sudah ada jutaan komputer yang menjadi korban. Jutaan komputer itu kemudian bisa dikendalikan pelaku tanpa disadari oleh pemilik komputer. Jika sudah begini, peretas bisa lebih leluasa melakukan berbagai kejahatan siber. Bahkan, korbannya bisa tak sadar telah dicuri karena tak ada rekam jejak transaksinya.

Meskipun malware sangat mudah menyebar di dalam sistem, hal itu dapat dicegah terlebih dahulu. Caranya adalah melakukan pemindaian malware secara berkala dan melakukan pengecekan jika terdapat file yang mencurigakan. Semoga artikel ini bermanfaat!

Related Topics

VirusMalwareDigital

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024