Intip Kinerja Bank Digital di Paruh Tahun 2023, Mana Paling Cuan?

Laba Bank Jago dan Allo Bank naik, BNC dan Aladin rugi.

Intip Kinerja Bank Digital di Paruh Tahun 2023, Mana Paling Cuan?
Ilustrasi bank digital. (Shutterstock/Song_about_summer)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Sejumlah emiten perbankan telah melaporkan hasil kinerja dan pencapaian keuangannya hingga separuh tahun 2023, tak terkecuali bagi bank digital.

Tercatat, ada empat bank digital yang telah merilis rapor keuangannya ke publik, yakni Bank Jago, Bank Neo Commerce, Allo Bank, hingga Bank Aladin Syariah.

Sejumlah bank digital tersebut telah mencatatkan kinerja positif untuk kredit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga aset. Lantas, manakah bank digital yang meraih cuan paling tinggi?

Tumbuh 40%, laba Bank Jago sentuh Rp41 miliar

Ilustrasi aplikasi Bank Jago. (Dok. Bank Jago)

Bank Jago berhasil membukukan laba bersih (net profit after tax) sebesar Rp41 miliar di semester I-2023, meningkat 40 persen dari laba bersih Rp29 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung menyatakan, kinerja keuangan Bank Jago hingga kuartal II-2023 menunjukkan momentum yang baik dan on the right track.

“Kami ingin menumbuhkan bisnis kami lebih besar lagi dengan terus berinovasi sebagai bank berbasis teknologi dan berkolaborasi dengan ekosistem digital,” jelas Arief melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (1/8).

Sampai Juni 2023, Bank Jago melayani lebih dari 8,3 juta total nasabah, termasuk 6,7 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago. Jumlah pengguna Aplikasi Jago tersebut naik lebih dari dua kali lipat bila dibandingkan dengan pencapaian Juni tahun lalu yang sekitar 3 juta nasabah.

Ia menyatakan, lonjakan pengguna Aplikasi Jago tersebut memberikan kontribusi terhadap meningkatnya penghimpunan DPK yang mencapai Rp10,1 triliun atau tumbuh 65% dari Rp6,1 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Current account saving account (CASA) mendominasi komposisi DPK sebesar 71,4 persen, sedangkan sisanya merupakan deposito sebesar 28,6 persen.

Bank Jago juga menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp11,2 triliun per kuartal II-2023 atau tumbuh 54 persen secara year on year (yoy) dibandingkan realisasi kuartal II-2022 yang sebesar Rp7,3 triliun. Dalam meningkatkan penyaluran kredit, Bank Jago tetap melakukannya secara hati-hati dan terukur dengan tetap memperhatikan peluang ekspansi yang ada. Ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross di level 1,2 persen atau di bawah rata-rata industri perbankan yang sebesar 2,5 persen.

Hingga semester I-2023 Bank Jago juga menunjukkan fundamental yang solid. Aset Bank Jago mencapai Rp18,9 triliun atau tumbuh 29 persen dari pertengahan tahun lalu. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai sebesar 73 persen yang menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.

Laba Allo Bank naik 43% jadi Rp 216,26 miliar

Menara Allo Bank. Shutterstock/Poetra.RH

Sementara itu, bank digital yang tak kalah cemerlang kinerjanya ialah Allo Bank. Bank digital yang merupakan grup dari CT Corp ini mampu membukukan laba bersih senilai Rp 216,26 miliar di semester I-2023 atau naik 43,58 persen (yoy).

Mengutip laporan keuangan Allo Bank, laba bersih didorong oleh pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang meningkat 126,45 persen (yoy) menjadi Rp 491,94 miliar di semester I-2023. Dengan demikian, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) juga naik ke level 8,52 persen.

Dari sisi intermediasi, Allo Bank mampu menyalurkan kredit senilai Rp7,44  triliun di Juni 2023. Kredit tersebut dibarengi dengan dijaganya rasio kredit bermasalah atau NPL di level 0,05 persen di Juni 2023. Sedangkan untuk DPK juga mengalami peningkatan menjadi Rp 4,84 triliun di Juni 2023.

Rugi BNC membaik jadi Rp326 miliar

Ilustrasi Bank Neo Commerce/Dok BNC

Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Berbeda dengan sejawatnya, Bank digital Bank Neo Commerce (BNC) tercatat masih terus berupaya membuahkan profit karena masih menderita kerugian. Namun demikian, hingga Juni 2023 BNC mampu menurunkan kerugian yang cukup signifikan, menjadi Rp326,78 miliar pada semester I tahun 2023, turun jauh 46,56 persen dari rugi pada semester I 2022 yang sebesar Rp611,44 miliar.

Pencapaian tersebut salah satunya disumbang oleh Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BNC di akhir semester I 2023 sebesar 115,99 persen atau mengalami penurunan yang cukup besar sebesar 40,76 persen dari 156,75 persen pada periode yang sama tahun 2022 lalu.

Hal itu membuktikan operasional Perseroan terus semakin  membaik dan efisien. Tak hanya itu, rasio NIM BNC pada Juni 2023 berhasil naik menjadi 16,15 persen di Juni 2023. Dengan pencapaian kredit sebesar Rp10,11 triliun di Juni 2023, atau naik 43,57 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022 yang sebesar Rp7,04 triliun.

Layanan dan fitur yang menjadi primadona adalah Produk tabungan dan deposito, hal ini tercermin terjadi peningkatan DPK BNC sebesar 37,11 persen (yoy) menjadi sebesar Rp15,23 triliun pada Juni 2023, dibandingkan Juni 2022 yang sebesar Rp11,11 triliun. Dengan demikian Aset BNC meningkat 36,63 persen (yoy) menjadi Rp19,62 triliun pada Juni 2023.

Rugi Bank Aladin Syariah membengkak 19,14% jadi Rp96,25 miliar

Dok. Aladin Syariah

Sementara itu, Bank Aladin Syariah juga masih mengalami kerugian tahun berjalan senilai Rp96,25 milliar di semester I-2023, rugi tersebut membengkak 19,16 persen yoy dari rugi Rp80,77 miliar di tahun semester I-2022.

Meski demikian, Bank Aladin Syariah telah berhasil mengakuisisi lebih dari 2,8 juta nasabah baru yang telah teregistrasi. Hal ini mendorong pertumbuhan DPK Bank menjadi Rp1,3 triliun pada kuartal II-2023, naik 64,6 persen dibandingkan dengan posisi Desember 2022 sebesar Rp795 Miliar.

“Bank Aladin Syariah ingin tumbuh dengan sustainable, sehingga optimalisasi digital harus berkontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan dan dalam membangun kolaborasi yang efektif dengan mitra-mitra strategis kami,” ujar Presiden Direktur Bank Aladin Syariah, Dyota Marsudi.

Bank Aladin Syariah juga  mampu menyalurkan pembiayaan outstanding lebih dari Rp2,1 triliun pada kuartal II-2023, tumbuh 50,4 persen dari posisi Desember 2022 sebesar Rp1,4 triliun. Menurut Dyota, kenaikan ini berasal dari produk pembiayaan invoice financing, pembiayaan modal kerja dan pembiayaan investasi untuk nasabah UMKM & korporasi, serta pembiayaan multiguna untuk nasabah ritel.

Selain itu, pembiayaan tersebut juga  berasal dari kolaborasi ekosistem Bank dengan Alfamart sehingga kualitas pembiayaan Bank terjaga sangat baik dengan rasio NPF di level 0,00 persen. Pada kuartal II-2023, aset Bank Aladin Syariah mampu tumbuh 9,1 persen sebesar Rp5,2 Triliun per Juni 2023 dibandingkan pada Desember 2022 sebesar Rp4,7 triliun.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil