Jakarta, FORTUNE – Penggunaan smartphone mungkin sudah menjadi sebuah kebutuhan. Namun, dalam perkembangan teknologi saat ini kita perlu mewaspadai berbagai ancaman virus yang bisa menyerang sistem smartphone kita. Apalagi, aplikasi di smartphone kita terhubung dengan akun perbankan.
Salah satu contohnya virus yang perlu diwaspadai ialah virus trojan, jenis malware yang menyerang sistem digital dengan menyamar sebagai program atau sistem operasional resmi.
Dalam sejarahnya, nama Trojan diadaptasi cerita peperangan Yunani kuno yaitu trojan horse, di mana prajurit Yunani menyusup ke dalam kota Troya dengan cara bersembunyi di dalam kuda kayu besar yang dikemas sebagai hadiah. Virus ini biasanya dikemas berupa informasi yang kemungkinan akan dipercaya nasabah dan memiliki tautan yang seolah-olah tidak berbahaya untuk mengelabui korban.
Virus trojan bisa bahaya bagi mobile banking
Chief Digital Officer PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (Bank Danamon), Andreas Kurniawan menjelaskan, virus trojan memang dirancang untuk masuk tanpa disadari, dan merusak atau mencuri data milik korban termasuk data perbankan.
"Maka dari itu, apabila Anda menerima SMS atau chat pada WhatsApp yang mengaku pihak bank termasuk Bank Danamon atau dengan isi pesan berupa perintah klik sebuah link untuk memverifikasi data Anda sebagai nasabah, Danamon mengimbau untuk tidak klik link dari pesan tersebut. Jika ragu-ragu, lebih baik menghubungi call center kami,” ujar Andreas.
Ia menambahkan, malicious software, atau yang biasa dikenal dengan malware, secara definisi merupakan perangkat lunak yang bekerja dengan memasuki sistem digital tanpa izin sehingga dapat merusak jaringan dan server yang ada pada sistem pada perangkat.
Ini ciri-ciri smartphone yang terkena trojan
Ia juga menjelaskan ciri-ciri handphone terkena virus trojan antara lain adalah perangkat menjadi lambat karena virus tersebut menghabiskan banyak sumber daya komputasi atau ruang penyimpanan.
Kemudian, muncul aplikasi asing di perangkat secara tiba-tiba padahal sebelumnya tidak pernah dilihat atau diunduh korban. Selain itu, perangkat lebih sering mengalami crash dan freeze karena virus trojan sudah menguasai sistem smartphone.
Apabila ini sudah terjadi, penipu tidak hanya dapat mengakses dan mencuri data dan aset nasabah, tetapi juga merusak perangkat milik korban.