Jakarta, FORTUNE— Startup penyedia Software-as-a-Service (SaaS) diprediksi masih akan terus berkembang dan menarik bagi pendanaan seiring dengan potensi yang dimiliki.
Berdasarkan riset pasar dari The Ravenry bahkan memperkirakan pangsa pasar software utamanya cloud di Indonesia telah mencapai US$100 juta atau sekitar Rp1,5 triliun pada 2018. Nilai itu bahkan diprediksi tumbuh rata-rata 31,9 persen menjadi US$400 juta pada 2023.
Riset itu juga mengungkap, startup penyedia software sangat berpotensi untuk mengembangkan pelaku usaha termasuk UMKM hingga korporasi. Guna menggarap potensi itu startup Majoo terus berinovasi menyediakan solusi SaaS bagi UMKM.
“Kami bersama tim berkomitmen untuk terus mengembangkan majoo sebagai platform yang tidak hanya terjangkau tetapi juga mudah diimplementasikan, sehingga UMKM dapat fokus pada pengembangan bisnis mereka tanpa harus khawatir tentang biaya atau kompleksitas teknologi.” Ujar Adi Wahyu Rahadi, Founder & CEO Majoo melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat (15/3).
Majoo telah layani transaksi UMKM sebesar Rp2 triliun per bulan
Transformasi majoo menjadi end-to-end Software as a Service untuk UMKM membawa berbagai fungsi dalam satu aplikasi, termasuk kasir online, pembayaran, manajemen inventori, analisis bisnis, aplikasi keuangan, dan berbagai fitur lainnya.
Bahkan, majoo terintegrasi dengan berbagai marketplace, memberikan solusi lengkap untuk para pelaku UMKM. “Dari pencatatan penjualan hingga manajemen karyawan, laporan keuangan, inventori, dan analisis bisnis, majoo menawarkan solusi terpadu yang dikenal karena harganya yang terjangkau,” kata Adi.
Pendiri majoo, Adi Wahyu Rahadi (Founder dan CEO), Audia Rizal Harahap (Cofounder dan COO), serta Bayu Indriarko (Cofounder dan VP Engineering), membawa pengalaman lebih dari 20 tahun dalam lintas bisnis UMKM. Adi memiliki latar belakang informatika dan berkontribusi selama lebih dari 22 tahun di Telkomsel, bergabung dengan TCash (kini LinkAja), dan berkolaborasi dengan bank BUMN, Gojek, dan Grab. Menggabungkan semangat kewirausahaan dengan pengalaman besar di industri, Adi memulai majoo bersama Audi dan Bayu pada pertengahan 2019.
Saat ini Majoo telah mengakuisisi lebih dari 45 ribu pengguna berbayar dari seluruh Indonesi. Saat ini, Majoo juga telah memproses transaksi senilai Rp 2 triliun per bulannya untuk UMKM di lebih dari 600 kota di Indonesia dengan beragam bisnis mulai dari F&B hingga barbershop, binatu, dan toko serba ada.