Jakarta, FORTUNE - Perusahaan pembayaran digital di dunia, Visa merilis temuan dari Consumer Payment Attitudes Study terbarunya, yang mengungkapkan pergeseran lebih lanjut dalam gaya hidup nontunai di Indonesia.
Ketika dunia menjadi semakin digital, generasi muda berada di garis depan menuju masyarakat nontunai/cashless society. Kenyamanan dan keamanan menjadi dua faktor terbesar yang mendorong adopsi pembayaran digital.
Presiden Direktur Visa Indonesia, Riko Abdurrahman menjelaskan, di era smartphone dan internet, kecepatan dan kemudahan pembayaran digital memiliki daya tarik yang besar, baik itu melalui dompet digital, QR, hingga kartu kredit contactless.
Hal ini juga menjelaskan mengapa dompet seluler dan pembayaran QR telah lebih banyak digunakan konsumen dengan 93 persen, diikuti oleh kartu kredit dan kartu debit sebesar 80 persen.
"Masyarakat Indonesia kini semakin melangkah maju untuk meninggalkan uang tunai, seiring dengan meningkatnya adopsi metode pembayaran digital akibat pandemi," kata Riko pada acara Buka Puasa Bersama dengan Media di The Westin Jakarta, Senin malam (10/4).
Konsumen yang gunakan uang tunai turun jadi 84%
Dari faktor-faktor ini, menyebabkan penurunan penggunaan uang tunai dari 87 persen di tahun 2021 menjadi 84 persen di tahun 2022. Studi ini juga menunjukkan bahwa dua dari tiga (67 persen) masyarakat Indonesia bersiap-siap untuk meninggalkan uang tunai. Sedangkan konsumen yang telah mencoba menggunakan pembayaran non-tunai, Gen Z (78 persen), Gen Y (74 persen), dan kalangan affluent (73 persen) menjadi yang terdepan.
"Visa melihat hal ini sebagai peluang untuk meningkatkan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk memfasilitasi konsumen menggunakan pembayaran digital di setiap aspek kehidupan mereka," kata Rico.
Visa Indonesi juga terus bekerja sama dengan bank, merchant, fintech, dan mitra strategis lainnya untuk mendukung pembayaran digital dan mendorong pembayaran contactless sebagai fondasi pembayaran di masa kini dan masa depan.
8 dari 10 orang Indonesia lebih rajin menabung
Temuan studi ini juga mencerminkan bahwa setidaknya 8 dari 10 orang Indonesia menabung lebih rajin untuk masa depan sebagai imbas pandemi. Generasi muda khususnya, ingin lebih siap menghadapi tantangan keuangan yang tidak terduga dengan meningkatkan tabungan mereka.
Tren ini dapat dilihat dari perilaku menabung di keluarga, dengan 52 perssn responden menyatakan bahwa mereka telah memutuskan untuk meningkatkan jumlah tabungan mereka. Perilaku ini bahkan lebih menonjol di kalangan masyarakat affluent (65 persen), Gen Y (60 persen), dan Gen Z (53 persen).
"Masyarakat kini semakin beradaptasi dengan berbagai cara baru dalam bekerja, berbelanja, dan bersosialisasi. Banyak dari mereka yang beralih ke metode pembayaran digital, sehingga kesadaran akan manfaat transaksi nontunai semakin meingkat," kata Rico.
Ia menambahkan, kemudahan dan kenyamanan pembayaran digital juga memudahkan masyarakat untuk melacak pengeluaran mereka dan mengelola anggaran, sehingga meningkatkan literasi keuangan mereka. Untuk itu, Visa berkomitmen terus untuk mendukung Indonesia dalam digitalisasi pembayaran dan keuangan, baik melalui produk dan solusi kami, serta melalui best practices sharing.