2025, JumpStart Target Punya 7.000 Unit Mesin Otomatis

JumpStart pun berambisi punya 20.000 mesin otomatis di 2029.

2025, JumpStart Target Punya 7.000 Unit Mesin Otomatis
Peluncuran NOD oleh JumpStart, Selasa (29/10).
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE Startup smart retail JumpStart menargetkan jumlah mesin penjual otomatis (vending machine) menjadi 7.000 unit pada 2025.

Angka itu lebih tinggi 75 persen dari total mesin yang JumpStart miliki saat ini, yaitu 4.000 unit. Ribuan unit itu rata-rata digunakan 50–60 orang per harinya. Secara persentase, dari 4.000 unit yang ada saat ini, 60 persen berlokasi di perkantoran.

Adapun, JumpStart membidik kenaikan pendapatan pada 2025. "Target kami inginnya [pendapatan] bisa bertumbuh 3 sampai dengan 4 kali lipat dari sebelumnya [di 2024]," kata CEO dan Co-Founder JumpStart, Brian Imawan kepada Fortune Indonesia, Selasa (29/10).

Dalam jangka panjang, JumpStart bahkan menargetkan memiliki 20.000 unit mesin otomatis pada 2029. Bagaimana strateginya?

Pertama, memperluas jangkauan ekspansi dari mesin otomatis. Saat ini, mesin-mesin otomatis JumpStart sudah tersedia di 11 kota di Indonesia, antara lain: Jabodetabek, Cikarang, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Bali.

Tahun depan, JumpStart akan mengeksplorasi peluang ekspansi ke luar Pulau Jawa. "Kami lihat sebenarnya Indonesia masih banyak kota-kota besar, seperti Makassar [yang dapat jadi tujuan ekspansi]. Kami juga sebenarnya sudah ingin, tapi masih coba kembangkan dulu teknologinya untuk memastikan kualitasnya terjaga, baru ekspansi," jelas Brian.

Selain itu, JumpStart juga mengembangkan bisnisnya ke segmen B2C (business to consumer) melalui peluncuran kapsul mesin pintar, NOD (Never Ordinary Device). Pada 2025, perusahaan itu membidik penjualan NOD mencapai 10.000 unit. Harga dari kapsul mesin itu dipatok di Rp2,9 juta, tetapi dijual dengan harga khusus Rp1,9 juta pada gelaran Jakarta Coffee Week di ICE BSD pada 1–3 November 2024.

Lebih lanjut, JumpStart pun berencana untuk ekspansi ke pasar internasional melalui penjualan NOD. Yang diprediksi mulai bisa dieksplorasi pada akhir tahun depan. Asia Tenggara dan Asia akan menjadi tujuan startup tersebut.

Adapun, JumpStart didirikan pada 2018 dengan fokus awal menjadi penyedia mesin Kopi otomatis untuk klien B2B. Namun, sekarang mereka beralih menjadi platform smart retail untuk B2B dan B2C. Setelah transformasi segmen bisnis, JumpStart menargetkan porsi pendapatan dari segmen B2C mencapai 80 persen, sedangkan B2B 20 persen.

Related Topics

JumpStartKopiStartup

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

IDN Channels

Most Popular

Ini Empat Tuntutan Serikat Pekerja untuk Selamatkan Sritex dari Pailit
ESDM: Pertumbuhan Biodiesel 2023 Hemat Devisa Negara Hingga Rp120,54 T
Kredit Bank Jago Tembus Rp 17,3 triliun, Pacu Pundi-pundi Laba
Q3 2024, Bumi Serpong Damai Cetak Prapenjualan 72%
Sritex Tuding Permendag 8 Ganggu Operasional Perusahaan
Sritex Punya Setumpuk Utang Perbankan, Ini Perinciannya