Jakarta, FORTUNE - Geliat persaingan dompet digital tidak lepas dari intervensi para konglomerat Tanah Air. Perusahaan milik para taipan bahkan sama-sama menanamkan modal di perusahaan penyedia layanan, seperti Ovo, Gopay, DANA, ShopeePay, dan LinkAja.
Setiap pemain dompet digital di Indonesia didukung oleh grup konglomerat yang berbeda. Baik BUMN maupun swasta, mereka terlibat di sektor bisnis digital tersebut. Bahkan, ada platform yang mendapat suntikan modal dari pihak yang sama.
Untuk menggali lebih dalam perihal grup konglomerasi dan raksasa teknologi yang berinvestasi di platform dompet digital, rangkuman informasinya.
1. Ovo (PT Visionet Internasional)
Grup konglomerasi Lippo Group bergabung ke bisnis dompet digital melalui Ovo pada 2017, lewat investasi anak usahanya. Karena itulah, Ovo memiliki akses ke berbagai bisnis ritel Lippo sejak awal kemunculannya. Tak ayal, Ovo telah mencatatkan 1 miliar transaksi setahun setelah dibentuk, dikutip KrAsia.
Selain Lippo, Ovo juga didukung oleh Tokyo Century melalui investasi US$116 juta pada Desember 2017—mengakuisisi 20 persen saham. Begitu juga dengan Grab yang memutuskan menggandeng dompet digital itu pada 2018.
Memasuki 2019, Tokopedia turut bermitra dengan Ovo karena dompet digital platform e-commerce itu, TokoCash, ditutup oleh Bank Indonesia dua tahun sebelumnya.
Saat ini, PT Visionet Internasional dikepalai oleh PT Bumi Cakrawala Perkasa (BCP) yang juga terafiliasi dengan PT Prima Ecommerce Global, anak usaha PT Multipolar Tbk milik Lippo Group.
2. Gopay (PT Dompet Anak Bangsa)
Gopay dinaungi oleh Gojek selaku entitas pengendali, dikutip Nikkei Asia. Berkat merger Gojek dan Tokopedia yang melahirkan GoTo, kini Gopay juga termasuk salah satu unit bisnis GoTo Financials.
Gojek sendiri telah memperoleh dukungan modal dari banyak investor raksasa, antara lain Astra Internasional, Google, PayPal, Facebook, Sequoia, Blibli, Mitsubishi, Northstar Group, Tencent, Temasek Holdings, Visa, Siam Commercial Bank, JD.com, KKR, Meituan.com, dan Warburg Pincus.
3. DANA (PT Espay Debit Indonesia Koe)
EMTEK (Elang Mahkota Teknologi) terhitung sebagai salah satu pemegang saham tidak langsung PT Elang Andalan Nusantara (EAN), perusahaan yang memayungi PT Elang Sejahtera Mandiri (ESM), induk usaha dari DANA. Selain EMTEK, DANA juga didukung oleh lengan finansial Alibaba Group, Ant Financial.
4. ShopeePay (PT Airpay International Indonesia)
Mengutip DealStreetAsia, ternyata 51,1 persen saham ShopeePay dikendalikan oleh keluarga taipan Martua Sitorus—salah satu pendiri pedagang minyak sawit terbesar dunia, Wilmar Internasional. Keluarga Sitorus menguasai saham itu melalui PT Indigo Trading. Putri Martua, Jacqueline Sitorus, dan keponakannya, Andy Indigo, merupakan pemilik manfaat utama dari Indigo Trading.
Selain itu, sebagai bagian dari Shopee, ShopeePay juga berkaitan dengan induk usaha e-commerce tersebut; SEA Group.
5. LinkAja
Dompet digital merah-putih ini beroperasi dengan dukungan dari pihak swasta dan BUMN. Beberapa investornya, yakni Telkomsel, Mandiri Capital Indonesia (MCI), BRI Ventures, Gojek, Grab, Pertamina, Himbara, serta Jiwasraya.
LinkAja sendiri termasuk salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk pembayaran transportasi umum, seperti KRL, Transjakarta, hingga Moda Raya Terpadu (MRT).