5 Miliarder Asia yang Kaya Berkat Perusahaan Teknologi

Saat ini, 2 di antaranya adalah orang terkaya di negaranya.

5 Miliarder Asia yang Kaya Berkat Perusahaan Teknologi
Ilustrasi aplikasi Bank Jago. (Shutterstock/farzand01)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Beberapa miliarder di kawasan Asia menjadi kaya berkat bisnis teknologi yang mereka geluti. Bahkan, beberapa di antaranya termasuk ke dalam daftar orang terkaya di negara masing-masing.

Bisnis berbasis teknologi yang ditekuni oleh para taipan tersebut sungguh beragam; dari bank digital, solusi perangkat lunak, aplikasi perpesanan, hingga pembayaran digital. Terlebih, lini bisnis mereka juga bercabang, tidak hanya fokus pada satu bidang.

Contohnya, Tencent. Raksasa teknologi asal Tiongkok itu menawarkan aplikasi perpesanan dan media sosial seperti WeChat; konten digital berupa gim, video, dan literatur; pembayaran digital; hingga solusi berbentuk perangkat lunak.

Penasaran dengan sosok-sosok pengusaha yang berhasil menjadi miliarder berkat bisnis teknologi? Simak ulasan berikut!

1. Jerry Ng

Jerry Ng merupakan bankir veteran dengan pengalaman lebih dari tiga dekade. Tahun ini, dia terdaftar sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.

Berdasarkan data Forbes, nilai kekayaannya per Rabu (1/9) mencapai US$3,8 miliar (sekitar Rp54,2 triliun). Salah satu sumber hartanya adalah kepemilikan saham di Bank Jago.

Setelah membeli Bank Artos pada 2019, Jerry mengubahnya menjadi Bank Jago. Tak membutuhkan waktu lama, Bank Jago akhirnya bertransformasi jadi bank digital dengan segmentasi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dan perusahaan teknologi finansial.

Pada April 2021, saham Bank Jago (ARTO) sempat terdaftar sebagai salah satu dari 10 besar emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar, yakni Rp137 triliun.

2. Shiv Nadar

Pionir teknologi informasi di India, Shiv Nadar juga salah satu miliarder yang kaya raya berkat bisnis berbasis internet. Pada 1976, dia merintis perusahaan HCL Technologies untuk memproduksi kalkulator dan mikroprosesor.

Saat ini, perusahaan tersebut memiliki pendapatan US$9,9 miliar; bahkan termasuk perusahaan perangkat lunak terbesar ketiga di India dari segi kapitalisasi pasar.

Kekayaannya kini mencapai US$28,4 miliar (sekitar Rp404,9 triliun) dan menjadi orang terkaya ketiga di India pada 2020.

3. Ma Huateng

Ma Huateng alias Pony Ma adalah konglomerat di balik gurita bisnis teknologi Tencent di Tiongkok. Ia adalah pendiri perusahaan itu pada 1998.

WeChat merupakan satu dari sekian produk sukses Tencent di Negeri Tirai Bambu. Mengacu pada data Statista, sudah ada 1,25 juta akun yang terdaftar di WeChat hingga kuartal II 2021.

Bisnis lainnya, Tencent Music, telah melantai di Bursa New York pada Desember 2018. Lini usaha itu juga berinvestasi di Spotify, bahkan memiliki platform musik sendiri di Asia Tenggara--Joox.

4. Brian Kim

Tahu aplikasi perpesanan Kakao Talk? Nah, Brian Kim ini termasuk sosok penting di balik aplikasi tersebut. Sebab dia mendirikan Kakao Corp, salah satu raksasa layanan perpesanan di Korea Selatan.

Mengutip Tatler, kekayaan Kim meroket US$6 miliar (sekitar Rp85,5 triliun) pada 2021 sehingga jumlah hartanya mencapai US$13,5 miliar (sekitar Rp192,5 triliun) per Juli 2021. Dia pun menggeser posisi konglomerat pewaris Samsung, Jay Y. Lee sebagai orang terkaya di Negeri Ginseng.

5. Forrest Li

Terakhir, ada Forrest Li, orang terkaya terbaru di Singapura. Bos besar induk usaha Shopee, SEA Ltd mencatatkan kenaikan kekayaan setelah saham perusahaannya melesat.

Pria kelahiran Tiongkok itu sekarang memiliki kekayaan berjumlah US$19,8 miliar (sekitar Rp282,1 triliun), menurut Bloomberg Billionaires Index. Itu terjadi setelah depositary receipt SEA di Amerika naik 67 persen.

SEA Ltd sendiri belakangan lebih berfokus pada layanan teknologi finansial untuk mendukung pertumbuhan. Namun, layanan gim dan e-commerce mereka tetap diperluas.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil