Jakarta, FORTUNE - Alibaba Group mengaku berhasil melakukan efisiensi pada penggunaan daya komputasi (computing resource) dengan memindahkan sistem dan operasional perusahaan ke dalam sistem Alibaba Cloud. Itu berlangsung sebelum dan selama gelaran festival belanja global 11.11.
Sumber daya komputasi berkurang 50 persen untuk tiap 10.000 transaksi jika dibandingkan dengan tahun lalu. Lebih lanjut, efisiensi komputasinya juga meningkat 20 persen dari segi penyebaran teknologi, serta 30 persen pada pemanfaatan sumber daya CPU.
“Kami berkomitmen menghadirkan komputasi awan ramah lingkungan yang memenuhi pertumbuhan permintaan pelanggan atas transisi pada sistem digital rendah karbon,” kata Chief Technology Officer Alibaba Group, Cheng Li dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (17/11).
Bagaimana cara kerja inovasi komputasi awan tersebut? Simak ulasan berikut.
Inovasi Guna Meningkatkan Belanja Ramah Lingkungan
Unit bisnis cloud Alibaba menggunakan pendingin berbahan cair (liquid cooling) serta energi bertenaga angin pada pusat data berskala besar. Dengan energi terbarukan, pusat data Alibaba di Zhangbei, Tiongkok, mampu menekan emisi karbon lebih dari 26.000 ton. Itu setara dengan jumlah CO2 yang diserap oleh satu juta pohon setiap tahun.
Kinerja algoritme pada mesin pencari situs Taobao (e-commerce) meningkat 200 persen sehingga biaya energinya turun 58 persen. Itu berkat skala distribusi chip inferensi berbasis kecerdasan artifisial (AI) Alibaba, Hanguang 800.
Bahkan, rantai produksi Alibaba Group juga menjadi cepat berkat model AI skala besar M6. Desain yang mendukung teknologi M6 diklaim mampu mengurangi jejak karbon manufaktur produsen kaos hingga 30 persen.
Deretan inovasi itu menghasilkan pengalaman berbelanja konsumen yang lebih ramah lingkungan.
Inklusivitas Berkat Teknologi: Semua Bisa Berbelanja
Selain ramah lingkungan, Alibaba Cloud juga memanfaatkan teknologi demi memungkinkan belanja lebih inklusif. Misalnya, teknologi pengenalan suara dari Alibaba DAMO Academy, yang terimplementasi sebagai bagian dari mode senior Taobao. Itu bertujuan memudahkan para lansia mengadopsi kehidupan digital.
Pengguna dapat menggunakan suara untuk mencari barang di aplikasi Taobao. DAMO dapat mengenali perintah berbahasa Mandarin dengan berbagai akses lokal.
Selain itu, ada juga mesin pencari gambar Pailitao. Dengan begitu, para lansia tak perlu mengetikkan nama obat yang sulit. Mereka hanya tinggal memfoto kemasan obat, lalu hasil pencarian pun muncul bersama informasi seputar obat dan fungsinya. Pengenalan gambar itu mengintegrasikan Optical Character Recognition (OCR) “yang mampu mengenali teks pada gambar”.