Jakarta, FORTUNE - Ketika pemerintah Tiongkok memutuskan menindak penambangan Bitcoin pada Mei lalu, para penambangnya memutuskan hengkang. Kondisi sedemikian mengubah peta pertambangan aset kripto itu di belahan dunia lain seperti Amerika Serikat (AS).
Padahal, menurut satu penelitian Universitas Cambridge, 46 persen transaksi penambangan Bitcoin pada Maret-awal Juni 2021 terjadi di Tiongkok. Sementara, AS hanya mencatatkan 17 persen dan Kanada 3 persen.
Sebagai informasi, penambangan Bitcoin berbeda dari penambangan konvensional. Proses dimaksud melibatkan penambahan catatan transaksi secara digital ke dalam blockchain atau buku besar berisi setiap riwayat transaksi Bitcoin. Pencatatan itu membutuhkan daya komputasi teramat besar.
Secara sederhana, penambangan Bitcoin merupakan salah satu cara mendapatkan aset kripto tersebut.
Pertanyaannya, bagaimana cara menambang Bitcoin? Apa saja syarat menambang Bitcoin? Simak jawabannya dalam ulasan berikut.
1. Bagaimana Cara Menambang Bitcoin?
Penambangan Bitcoin terjadi seiring pemecahan persoalan matematika kompleks dalam algoritmanya. Proses itu membutuhkan komputer mahakuat.
Semua penambang Bitcoin berkontribusi dalam proses dimaksud. Namun, hanya penambang yang berhasil memecahkan masalah yang akan mendapat hadiah satu blok Bitcoin.
Satu informasi penting lain, jaringan pembayaran Bitcoin dibangun secara peer-to-peer. Artinya, setiap penambang global menyumbang daya komputasi untuk memelihara jaringan, mengonfirmasi transaksi, dan menjaga keamanannya.
Satoshi Nakamoto, pseudonim pencipta Bitcoin, merancang jaringan Bitcoin agar bertambah satu blok rata-rata setiap 10 menit. Demi mempertahankan kecepatan penambahan itu, kesulitan problem matematika pun akan disesuaikan secara otomatis.
Semakin banyak penambang dan komputasi terlibat dalam penambangan Bitcoin, maka kompleksitas masalahnya samakin tinggi. Sebaliknya, masalah akan semakin mudah bila penambang dan daya komputasi yang terlibat lebih sedikit.
2. Syarat Menambang Bitcoin
Apa saja syarat menambang Bitcoin? Setidaknya, Anda harus memiliki:
- Komputer berdaya tinggi atau rig
Komputer ini bersifat khusus, tidak seperti yang digunakan untuk bekerja ataupun belajar daring. Nah, komputer berdaya tinggi yang menjalankan perangkat lunak mining disebut node.
- Sumber daya listrik berbiaya rendah
Proses penambangan Bitcoin memakan daya listrik yang tinggi. Jika tarif listrik Anda tinggi, maka biaya akan semakin mahal.
- Perangkat lunak atau perangkat keras untuk mining
Mengutip The Balance, beberapa perangkat lunak yang dapat digunakan oleh para penambang Bitcoin, yakni Easy Miner, BFG Miner, Awesome Miner, dan CG Miner.
Opsi lainnya ialah perangkat keras. Umumnya, para penambang memakai Application Specific Integrated Circuit (ASIC). Dengan ASIC, penyelesaian masalah matematika dalam proses penambangan diyakini lebih cepat, hasilnya juga lebih banyak.
- Keanggotaan mining pool
Dengan keanggotaan ini, Anda dapat menyatukan kekuatan komputasi untuk menambang Bitcoin secara kolektif. Bila semua anggota dapat memecahkan masalah setiap blok yang ditambah ke sistem, semuanya akan memperoleh Bitcoin sesuai dengan komputasi yang mereka sumbangkan.
3. Kesulitan dalam Menambang Bitcoin
Dalam penambangan Bitcoin, ada yang namanya kesulitan penambangan. Mengutip Coindesk, istilah itu berarti tingkat kesulitan dalam menambang satu blok Bitcoin dan mendapatkan imbalannya.
Jika kesulitan bertambah, maka penambang harus menggunakan daya komputasi lebih banyak sehingga margin keuntungan pun berkurang. Semakin banyak mesin penambang yang Anda gunakan, semakin tinggi kesulitan penambangan, tapi keamanan jaringan pun kian terjamin.
Menurut artikel di situs Nasdaq, Rabu (25/8), kesulitan penambangan kembali meningkat untuk ketiga kalinya setelah Tiongkok melarang aktivitas penambangan Bitcoin. Kali ini, lonjakannya mencapai 13,24 persen.