Jakarta, FORTUNE - Berbekal hasil jajak pendapat virtual di Twitter pada awal November, Elon Musk akhirnya memutuskan menjual 10 persen sahamnya di Tesla. Hampir 6 pekan setelahnya, orang terkaya dunia tersebut tercatat telah melepas sekitar 12 juta saham dengan total nilai US$12,7 miliar.
Demikian menurut data InsiderScore/Verity yang dikutip dari Fortune.com, Kamis (16/12). Pertanyaannya, apa yang sebenarnya membuat Musk menjual jutaan saham tersebut? Terlebih, saat ini saham produsen mobil listrik ini terjun lebih dari 20 persen dari rekor tertingginya.
Musk dikabarkan melepas mayoritas sahamnya (54,8 persen) karena alasan tanggungan pajak atas aset tersebut. Sesuatu yang normal di kalangan eksekutif perusahaan Amerika Serikat (AS), termasuk menurut Direktur Penelitian InsiderScore/Verity, Ben Silverman. “Sungguh, itu tidak terlalu menarik (di kalangan direktur dan eksekutif),” ujarnya.
Estimasi Pajak yang Harus Musk Bayar
Dewan Tesla sepakat memberi kompensasi berupa 22,8 juta saham kepada Musk pada 2012. Namun, aset itu akan jatuh tempo pada Agustus 2022 dengan harga kesepakatan US$6,24 per saham. Artinya, bila Musk menjalankan salah satu option contract, dia harus membayar sesuai harga per lembar.
Akan tetapi, saham Tesla secara rata-rata meroket hingga US$1.000 pada 2021. Itu artinya, tanggunan pajak Musk akan jauh lebih tinggi. Berdasar perkiraan CNBC Internasional, Musk bahkan harus melunasi tagihan pajak hingga US$15 miliar.
“(Musk) menggunakan option contract dan menjual beberapa saham untuk menutupi pajak yang jatuh tempo,” kata Silverman.
Menurut data InsiderScore/Verity, setengah dari saham Musk yang dijual demi membayar tagihan pajak telah menghasilkan US$6,9 miliar. Terpenting, Musk juga masih menyimpan sekiranya 8,4 juta saham dari eksekusi option contract-nya.
Keuntungan Musk
Bagaimana dengan sisa saham (45,2 persen dari 12 juta) yang juga ia lepas? Berapakah estimasi nilainya?
Silverman mengatakan, Musk berhasil mengantongi US$5,7 miliar berkat penjualan lebih dari 5 juta sahamnya yang lain sejak 9 November 2021. Sebagai informasi, saham Tesla sedang berada di rekor tertinggi saat sang miliarder mencuitkan perihal rencana menjual 10 persen sahamnya di perusahaan.
“Waktu (menjualnya) sangat oportunis,” begitu komentar Silverman.
Selain Musk, ada 48 eksekutif perusahaan lain yang juga menjual saham saat harga sedang bagus--menurut analisis Wall Street Journal. CEO Meta, Mark Zuckerberg dan CEO Microsoft, Satya Nadella termasuk dua di antaranya.
Puluhan direktur eksekutif itu telah menghimpun lebih dari US$200 juta dari menjajakan saham pada 2021. Itu empat kali lipat lebih tinggi dari jumlah rata-rata penjualan saham eksekutif sejak 2016–2020.