Jakarta, FORTUNE - Nama LockBit mencuri perhatian ruang maya di Tanah Air, setelah kelompok itu mengeklaim sebagai pelaku penyerangan siber ransomware terhadap Bank Syariah Indonesia (BSI). Selain BSI, ada ribuan korban lain LockBit secara global.
Melansir situs web Kaspersky, LockBit adalah serangan ransomware baru dalam serangkaian serangan siber pemerasan. Sebelumnya, namanya adalah “ABCD”. LockBit termasuk dalam subkelas ransomware ‘virus kripto’ karena berujung pada permintaan tebusan atas kode dekripsi.
Tak hanya itu, LockBit juga dalang di balik LockBit 3.0, penerus dari LockBit 2.0. Itu varian terbaru dari enkripsi LockBit yang tak memengaruhi peladen (server) Windows, Linux, VMware, macOS, ARM, FreeBSD, MIPS, dan CPU SPARC.
Sejak Januari 2020, LockBit memang menerapkan pendekatan ransomware berafiliasi, termasuk pemerasan ganda dan memasang iklan di forum peretas. Lantas, siapa saja korbannya?
Jumlah korban LockBit dan beberapa nama di antaranya
Berdasarkan laporan keuangan Atento pada 2021, perusahaan di bidang CRM (customer relationship services), serangan LockBit menghasilkan kerugian hingga US$42,1 juta, meliputi kerugian US$34,8 juta karena kehilangan pendapatan dan US$7,3 juta untuk biaya mitigasi.
Mengacu data SOCRadar, ada lebih 1.500 pengumuman korban penyerangan siber oleh LockBit sejak pertama kali ditinjau sejak September 2019 sampai 2022. Pada kuartal pertama 2023, LockBit bahkan memecahkan rekor dan menjadi grup ransomware teraktif. Total korban yang diumumkan di tiga bulan awal tahun ini melampaui 300.
Pada Februari saja, LockBit mengaku telah meretas 129 korban, berlipat ganda dari 50 korban yang diumumkan pada Januari.
Bukan hanya BSI, korban LockBit sudah tersebar di berbagai industri. Secara sektoral, manufaktur jadi yang paling sering ditarget. Tapi, bukan berarti sektor lain aman. Setelah itu, ada sektor profesional, informatika, kesehatan, konstruksi, keuangan, administrasi publik, edukasi, dan layanan hukum.
Beberapa perusahaan yang pernah menjadi korban LockBit, antara lain: Bangkok Airways, Maximum Industries, SpaceX, perusahaan manufaktur kimia asal India bernama SRF, perusahaan minyak dan gas Argentia bernama Grupo Albanesi, dan jaringan ritel Amerika, CEFCO.