Pengguna Hp Android terutama Xiaomi pasti tidak asing dengan istilah bloatware yang terinstal di ponsel. Aplikasi bloatware merupakan aplikasi bawaan ini mencakup software asli dari produsen ponsel.
Contoh sederhana dari aplikasi bloatewar adalah Mi Store yang biasa ditemukan di HP Xiaomi.
Aplikasi ini jarang digunakan oleh penggunanya dan membuat memori ponsel penuh. Lalu, apakah aplikasi bloatware boleh dihapus?
Simak artikel selengkapnya mengenai aplikasi bloatware di bawah ini.
Apa itu aplikasi bloatware?
Aplikasi bloatwarea adalah kumpulan dari perangkat lunak atau aplikasi bawaan dari ponsel yang dianggap tidak berguna dan jarang digunakan. Aplikasi tersebut memang sudah ada dari awal ponsel baru dibeli atau pertama kali dinyalakan.
Pada dasarnya bloatware sengaja diinstal oleh vendor yang membuat smartphone, tablet, atau perangkat lunak (software) lainnya untuk kepentingan tertentu. Aplikasi ini biasanya dapat dihapus sepenuhnya tapi ada juga aplikasi yang hanya bisa dinonaktifkan saja.
Ada kemungkinan bloatware di-instal sebagai syarat karena pihak vendor telah menjalin kerjasama kontrak dengan pihak ketiga.
Seringnya, bloatware merupakan aplikasi-aplikasi yang di-instal secara eksklusif yang bertujuan sebagai fitur tambahan pada ponsel. Kenyataannya, hanya sedikit bloatware yang benar-benar dapat dimanfaatkan oleh penggunanya.
Contoh aplikasi bloatware
Hampir setiap merk ponsel memiliki aplikasi blotware, baik smartphone atau tablet seperti ASUS, Samsung, OPPO, Vivo, hingga Xiaomi. Tidak terkecuali smartphone yang menggunakan UI Vanilla atau UI murni bawaan Android.
Beberapa contoh yang termasuk dalam kategori bloatware diantaranya aplikasi berita, aplikasi store selain Google Playstore, beberapa aplikasi browser, hingga aplikasi game.
Jika smartphone atau tablet punya beberapa aplikasi selain aplikasi Google Apps sejak pertama dinyalakan maka aplikasi itu akan dianggap sebagai bloatware.
Alasan orang membenci bloatware
Pada umumnya, aplikasi bloatware tidak membahayakan. Akan tetapi, beberapa orang menganggap aplikasi ini sia-sia. Semua orang tahu bahwa memasang aplikasi di smartphone, tablet atau perangkat lainnya akan memakan tempat di storage.
Misalnya, dalam smartphone terpasang dua aplikasi bloatware masing-masing berukuran 50MB, maka akan memakan tempat mencapai 100MB. Jika bloatware tersebut dihapus, tentu akan memberikan ruang kosong hingga 100MB. Dengan alasan yang samalah orang ingin menyingkirkan aplikasi bloatware.
Dengan sifat bloatware yang dibilang mubazir itulah menjadi cikal bakal penamaan bloatware.
Apakah aplikasi bloatware boleh dihapus?
Penghapusan bloatware pada Android, tablet atau perangkat lunak lainnya tidak bermasalah. Akan tetapi, terdapat kesulitan tersendiri dalam menghapus aplikasi bloatware di ponsel daripada menghapus aplikasi bloatware di PC.
Satu-satunya cara menghapus aplikasi bloatware dengan melakukan root. Ada kekhawatiran lain jika melakukan root dapat membahayakan ponsel.
Oleh sebab itu, pengguna hanya bisa menonaktifkan aplikasi bloatware. Tentunya hal ini tidak akan menghapus aplikasi dari ponsel tapi dapat mencegah aplikasi berjalan dan dapat mengurangi sumber daya sistem.
Cara menghapus aplikasi bloatware
Cara menghapus aplikasi bloatware cukup mudah jika mengetahui langkah-langkahnya. Berikut langkah mudah menghapus aplikasi bloatware:
- Masuk menu Pengaturan
- Lalu klik Aplikasi
- Pilih menu Kelola Aplikasi
- Pilih menu Uninstall
- Pilih aplikasi yang ingin di uninstall atau aplikasi yang jarang digunakan.
Kesimpulannya, aplikasi bloatware adalah aplikasi bawaan yang mubazir karena dianggap tidak terlalu memberikan manfaat bagi penggunanya. Tentu saja aplikasi ini boleh dihapus, tetapi ada beberapa yang tidak bisa dihapus dan hanya bisa dinonaktifkan saja. Selamat mencoba!