Apa Itu Halving Day Bitcoin dan Cara Kerjanya?
Halving Day Bitcoin penting untuk mengkatkan harga Bitcoin.
Jakarta, FORTUNE – CEO Indodax, Oscar Darmawan, menyatakan fenomena Halving Day dapat mempengaruhi harga Bitcoin. Namun apa sebenarnya yang dimaksud dengan Halving Day Bitcoin?
Melansir laman Zipmex, Bitcoin Halving adalah peristiwa di mana imbalan penambang satu blok Bitcoin akan dibagi dua setiap 210 ribu blok yang terjadi empat tahun sekali, hingga mencapai batas maksimum 21 juta.
Artinya, para penambang Bitcoin akan mendapat imbalan ketika berhasil menambang atau menambah blok baru dalam jaringan blockchain. Imbalan tersebut juga akan didapatkan ketika miner berhasil memverifikasi transaksi yang dilakukan oleh pengguna. Namun, imbalan ini bersifat tak permanen.
Setelah mencapai 210.000 blok ditambang, imbalan untuk setiap penambang kemudian dipotong. Momen ini muncul setiap empat tahun sekali dan dikenal sebagai Halving Day Bitcoin.
Cara bekerja
Saat menambang, para penambang mengeluarkan banyak energi komputasi untuk melakukan verifikasi transaksi. Transaksi-transaksi tersebut lantas digabungkan secara digital menjadi sebuah blok. Masing-masing blok kemudian disatukan dalam sebuah rantai yang dikenal sebagai blockchain.
Penambang dalam blockchain berperan sebagai auditor digital. Mereka bertugas untuk melacak dan mengecek keabsahan setiap transaksi terhadap aset kripto ini. Untuk itu, mereka akan menerima imbalan berupa Bitcoin dalam jumlah yang sudah ditentukan.
Pentingnya Bitcoin Halving
Dalam prakteknya, Bitcoin Halving dianggap penting karena dapat meningkatkan harga Bitcoin ketika jumlah koin yang dirilis turun. Jumlah koin yang beredar akan dipotong setiap empat tahun sekali. Akibatnya, nilai koin akan mengalami peningkatan, karena adanya penurunan pasokan atau ‘kekurangan’ yang akhirnya meningkatkan permintaan koin.
Menurut Oscar dari Indodax, saat ini sekitar 91 persen Bitcoin tersebar di seluruh dunia dengan total 19 juta keping. Dengan kata lain, saat ini hanya tersisa 2 juta Bitcoin yang dapat ditambang dari total persediaan 21 juta.
"Adanya halving untuk mengurangi kecepatan penambahan Bitcoin baru dan agar BTC yang beredar tetap terjaga sehingga terhindar dari inflasi. Semakin sulit Bitcoin didapatkan, maka semakin mahal juga harga Bitcoin nantinya," katanya dalam keterangan (12/12).
Dampak bagi para penambang
Bagi para penambang, Bitcoin Halving akan membuat imbalan yang didapat dalam proses menambang akan berkurang. Akibatnya, para penambang kecil atau mereka yang tidak memiliki alat canggih untuk mining Bitcoin harus bisa bertahan di dalam ekosistem ini.
Mereka harus bersaing dengan penambang berkekuatan yang jauh lebih besar, seperti kartu grafis mining bitcoin yang lebih kuat, sistem komputer mining Bitcoin yang lebih baik, atau anggaran lebih untuk jasa cloud mining.
Kemudian, efisiensi penambangan Bitcoin juga tergantung pada harga kripto. Jika harga kripto naik, jumlah penambang akan berkurang. Tentunya, ini menyebabkan beberapa persoalan termasuk masalah keamanan di blockchain. Seperti, adanya 51 persen lebih banyak serangan ke jaringan terjadi, saat miner menjauh dari jaringan.
Periode halving day Bitcoin
Saat dirilis pada 2008, balasan atas konfirmasi blok dalam Bitcoin mencapai 50 Bitcoin. Halving day pertama terjadi pada 2012 yang menyebabkan blok bitcoin jadi 25 Bitcoin, 2016 sebesar 12,5 Bitcoin, dan Mei 2020 mencapai 6,25 Bitcoin.
Jadi, jika Halving Day terakhir jatuh pada tahun 2020, maka dipastikan bahwa tahun 2022 tidak akan ada Bitcoin Halving Day. Halving Day Bitcoin berikutnya akan terjadi pada tahun 2024. Menurut Bitcoin.com, nantinya, penambang akan bisa mendapatkan 3,125 Bitcoin per blok. Selanjutnya, halving kembali terjadi pada 2028.
Dengan sistem yang berlaku, banyak pihak mempertanyakan masa depan Bitcoin. Akankah berakhir? Jawabannya tidak, tentunya dengan perdagangan dan berbagai transaksi aset digital. Halving day Bitcoin adalah alasan utama mengapa Bitcoin berada pada tingkat seperti sekarang ini.