Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Daftar Pekerjaan yang Akan Segera Digantikan AI, Catat!

Pekerjaan yang akan segera digantikan AI.png
Ilustrasi pekerjaan yang digantikan AI (unsplash.com/Igor Omilaev)
Intinya sih...
  • Layanan pelanggan (customer service) sangat rentan tergantikan oleh AI yang mampu menangani percakapan, keluhan, dan memberikan jawaban tanpa kesalahan.
  • Entri data, administrasi dasar, kasir dan layanan ritel, pengemudi dan kurir, agen perjalanan, penerjemah umum, akuntan dan petugas pajak dasar juga menjadi pekerjaan lain berisiko digantikan AI.
  • Profesi seperti seniman, kreator konten, penulis original, pendidik, psikolog, prompt engineer, analis etika AI dan spesialis keamanan siber relatif aman dari pengaruh AI. Adaptasi dan kreativitas menjadi kunci di masa depan.

Jakarta, FORTUNE - Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal kini menjadi fenomena yang tak lagi mengejutkan di dunia kerja. Sejak awal 2025, ribuan karyawan dari perusahaan teknologi besar seperti Microsoft, Intel, dan Meta telah kehilangan pekerjaan. Salah satu penyebab utamanya adalah banyak pekerjaan yang akan segera digantikan AI (artificial intelligence).

Bahkan, CEO OpenAI, Sam Altman menyebut bahwa beberapa pekerjaan akan benar-benar hilang, bukan sekadar berkurang.

Lantas, profesi apa saja yang paling rentan tergeser oleh kecerdasan buatan? Berikut daftar pekerjaan yang berisiko tinggi tergantikan oleh AI.

Daftar pekerjaan yang akan segera digantikan AI

Untuk lebih jelasnya, berdasarkan analisis dari berbagai sumber seperti Forbes, McKinsey, dan laporan World Economic Forum, berikut adalah sejumlah pekerjaan yang paling berisiko tergantikan AI:

1. Layanan pelanggan (customer service)

Seperti dikatakan Altman, pekerjaan ini menjadi salah satu contoh utama. AI sudah dapat menangani percakapan, menyelesaikan keluhan, dan memberikan jawaban dengan cepat tanpa kesalahan. Bot percakapan (chatbot) semakin canggih dan mampu menggantikan peran manusia sepenuhnya.

2. Entri data dan administrasi dasar

Tugas yang bersifat repetitif seperti input data, pengarsipan, dan pelaporan kini bisa dilakukan oleh sistem otomatis. Kehadiran Robotic Process Automation (RPA) membuat pekerjaan administratif semakin tidak relevan bagi manusia.

3. Kasir dan layanan ritel

Dengan sistem self-checkout dan pembayaran digital, pekerjaan kasir di toko fisik makin tersingkir. Bahkan di Indonesia, gerai seperti Uniqlo dan Decathlon telah menerapkan sistem bayar mandiri.

4. Pengemudi dan kurir

Mobil otonom yang dikembangkan oleh Tesla, Waymo, dan perusahaan lainnya, mulai mengancam keberadaan sopir dan pengantar barang. AI mampu menavigasi jalan, membaca peta, dan menghindari kemacetan dengan akurasi tinggi. Meski mungkin di Indonesia hal tersebut masih terjadi dalam waktu lama, tetapi pengemudi truk, ojek online, hingga kurir berisiko tinggi digantikan.

5. Agen perjalanan

Kini, AI bisa menyusun itinerary, memesan tiket, hingga merekomendasikan hotel hanya dalam hitungan detik. Peran agen perjalanan semakin berkurang karena konsumen bisa merencanakan liburan secara mandiri dengan bantuan teknologi.

6. Penerjemah umum

Meski belum sempurna untuk konteks budaya dan bahasa yang manusiawi, AI seperti Google Translate dan DeepL kini sudah sangat mumpuni untuk menerjemahkan dokumen standar secara cepat dan akurat.

7. Akuntan dan petugas pajak dasar

Software seperti QuickBooks dan TurboTax sudah mampu menyusun laporan keuangan dan perpajakan sederhana. Dengan adanya AI ini, peran akuntan pemula akan semakin tergerus.

8. Proofreader dan editor bahasa

AI seperti Grammarly atau LanguageTool dapat mendeteksi kesalahan tata bahasa dan gaya penulisan secara otomatis. Untuk kebutuhan sehari-hari, teknologi ini cukup menggantikan peran editor dasar.

9. Asisten hukum dan paralegal

AI dapat menyusun dokumen hukum standar dan menemukan referensi hukum dengan cepat, mengurangi ketergantungan pada tenaga hukum pemula.

10. Desainer grafis umum

Dengan Canva, Adobe Firefly, hingga DALL·E, siapa pun kini bisa membuat desain menarik tanpa harus memiliki pengalaman desain. Pekerjaan desain berbasis template menjadi yang paling rentan.

Customer service jadi yang paling rentan terdampak 

Dalam konferensi Capital Framework for Large Banks, Altman secara tegas menyatakan bahwa peran layanan pelanggan (customer service) adalah salah satu kategori pekerjaan yang paling rentan hilang sepenuhnya. Ia mencontohkan, saat ini kita bisa menghubungi layanan pelanggan dan langsung disambut oleh AI yang menjawab cepat, akurat, dan tanpa kesalahan.

“Sekarang Anda menelepon customer service, AI akan menjawab. Ini seperti orang yang sangat pintar dan cakap. Tidak ada pohon telepon, tidak ada transfer. Selesai hanya dalam satu panggilan,” ujarnya, mengutip The Guardian, Jumat (25/07).

Tak hanya layanan pelanggan, Altman juga menyinggung transformasi di sektor layanan kesehatan. Menurutnya, kemampuan diagnostik AI saat ini bahkan sudah mengungguli mayoritas dokter manusia. 

Meski begitu, ia mengaku belum siap mempercayakan sepenuhnya layanan medis kepada AI tanpa keterlibatan dokter manusia.

“Tapi saya benar-benar tidak ingin misalnya mempercayakan nasib medis saya kepada ChatGPT tanpa dokter manusia di dalamnya,” ujarnya.

Masih ada pekerjaan yang aman dari AI

Walau banyak profesi yang tergantikan, tak semuanya akan punah. Justru, era AI membuka peluang baru bagi profesi yang mengandalkan kreativitas, empati, dan inovasi.

Contoh pekerjaan yang relatif aman:

  • Seniman, kreator konten, dan penulis original

  • Pendidik, psikolog, dan profesi berbasis interaksi manusia

  • Profesi baru seperti prompt engineer, analis etika AI, dan spesialis keamanan siber

World Economic Forum, sebagaimana melansir Forbes, memperkirakan meskipun 85 juta pekerjaan hilang akibat otomatisasi, akan tercipta 97 juta pekerjaan baru di sektor teknologi dan kerja sama manusia-AI.

Bisa dikatakan, perubahan memang tak terhindarkan. Namun, bukan berarti manusia harus kalah oleh AI. Adaptasi, keterampilan baru, dan kreativitas akan menjadi pembeda utama antara yang tergantikan dan yang memimpin di masa depan. Alih-alih takut, kini saatnya kita bersiap.

Jadi, daripada fokus pada apa yang hilang karena AI, mari mulai geluti pekerjaan apa yang bisa diciptakan karenanya. Semoga informasi ini bermanfaat!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yunisda DS
EditorYunisda DS
Follow Us