TECH

Jaringan Starlink Elon Musk Masuk Pelosok, Dipakai di Puskesmas

Satelit Satria-1 mulai resmi beroperasi penuh pada 2024.

Jaringan Starlink Elon Musk Masuk Pelosok, Dipakai di PuskesmasChief DTO Kemenkes RI, Setiaji/Dok. Fortune idn/Desy y.
14 December 2023

Jakarta, FORTUNE - Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Setiaji, mengatakan sekitar 40 persen Puskesmas di daerah terpencil kini dapat mengakses internet, salah satunya dengan memanfaatkan satelit Starlink.

"Dari 745 Puskesmas di daerah terpencil, itu mau enggak mau pakai satelit karena enggak bisa pakai General Packet Radio Service (GPRS)," ujarnya di Jakarta, Rabu (13/12).

Menurutnya, ketersediaan jaringan Starlink di daerah terpencil terwujud berkat dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia. Selain layanan Starlink ada pula provider internet lainnya yang digunakan.

Meskipun demikian, penggunaan satelit Starlink hanya sementara hingga satelit milik pemerintah, Satria-1, resmi beroperasi penuh pada 2024, 

"Ketika Satria-1 sudah jalan, akan dipindahkan ke situ. Karena kan enggak mungkin nunggu sampai ada satelit sendiri,” katanya, menegaskan.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI, jumlah Puskesmas di Indonesia lebih dari 10.000 unit. Dari jumlah tersebut, sekitar 7.400 Puskesmas terletak di daerah-daerah terpencil dan terisolasi, serta sebanyak 745 Puskesmas tidak memiliki koneksi internet.

“Salah satunya di pedalaman Papua. Karena itu, Pak Menteri (Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin) mengatakan penggunaan satelit Starlink Elon Musk untuk membantu Puskesmas supaya bisa mengakses internet,” katanya.

Mulai 2024, jaringan internet di faskes gunakan satelit Satria-1

Setiaji mengungkapkan, mulai  2024 akses internet di fasilitas kesehatan di Indonesia, termasuk di daerah pedalaman, akan beralih ke Satria-1, tidak lagi menggunakan layanan Starlink.

“Kominfo memiliki satelit Satria-1 yang diperkirakan akan beroperasi tahun depan. Selanjutnya, semua data dari Posyandu dan Puskesmas dapat diakses melalui jaringan  satelit ini," katanya.

Direktur Utama BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar, dalam keterangan resmi menyatakan Satelit Satria-1 sudah menempati orbitnya di 146 derajat Bujur Timur.

Satria-1 menggunakan teknologi Very High-throughput Satellite (VHTS). Satelit memiliki kapasitas mencapai 150 Gbps dan akan melayani daerah-daerah 3T di seluruh Indonesia.

“Untuk sampai pada tahap operasi penuh pada akhir Desember 2023, Satria-1 akan menjalani tahapan selanjutnya yaitu sesi integrasi dan pengujian segmen satelit dan segmen ruas Bumi," tutur Fadhilah.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.