Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tarif Produk AS 0 Persen, Kenapa Harga iPhone di Indonesia Tak Turun?

ameen-almayuf-OQ4tJVXMCYM-unsplash.jpg
ilustrasi iPhone (unsplash.com/@m3uuf)
Intinya sih...
  • Pengamat telekomunikasi menyatakan jika produksi iPhone dipindahkan ke AS, harga berpotensi turun.
  • Produk asal Cina dan Korea Selatan tetap dominan di Indonesia karena rantai pasok efisien dan harga kompetitif.

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah Indonesia baru saja menyepakati kebijakan pembebasan bea masuk atau tarif nol persen untuk hampir seluruh produk dari Amerika Serikat (AS). Namun, kebijakan ini dipastikan tidak akan membuat harga produk Apple, terutama iPhone, menjadi lebih murah di pasar Indonesia.

Penyebab utamanya adalah mayoritas iPhone yang beredar di Tanah Air dirakit di Cina, bukan AS.

Pengamat telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, menegaskan kebijakan ini hanya berlaku untuk barang yang diproduksi langsung di Amerika.

“Kebijakan tarif 0 persen hanya berlaku untuk produk buatan AS, sehingga iPhone tetap dikenakan tarif impor standar dari Cina,” ujarnya saat dihubungi Fortune Indonesia, Rabu (23/7).

Sebagai informasi, kesepakatan dagang antara Indonesia dan AS ini bersifat timbal balik. Sebagai gantinya, tarif resiprokal yang dikenakan AS pada produk ekspor Indonesia berhasil diturunkan dari 32 persen menjadi 19 persen.

Menurut Heru, kondisi ini justru membuat merek asal Asia menjadi lebih kompetitif. Posisi Samsung dari Korea Selatan dan Xiaomi dari China, yang selama ini menjadi pesaing utama Apple, berpotensi semakin kuat.

“Samsung, misalnya, diuntungkan oleh tarif rendah Korea Selatan, memperkuat posisinya di segmen premium,” ujarnya.

Ia menambahkan, merek China dan Korea Selatan tetap dominan karena rantai pasok yang sudah efisien dan harga yang kompetitif. Sebaliknya, kebijakan tarif baru ini tidak akan meningkatkan daya saing iPhone secara langsung di Indonesia.

Meskipun demikian, Heru melihat adanya potensi penurunan harga pada masa mendatang dengan skenario tertentu.

“Produksi iPhone di AS seperti California belum dominan, dibandingkan produksi di Cina. Tapi, tidak menutup kemungkinan bahwa harga iPhone dapat lebih murah apabila setelah proses produksi, barang tersebut dibawa kembali ke AS dan dijual ke Indonesia sebagai produk AS,” katanya.

Di sisi lain, kebijakan ini akan menguntungkan sektor lain. Produk AS seperti suku cadang atau energi bisa menjadi lebih murah. Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi merek-merek yang menggunakan komponen dari AS dalam produksinya, tapi berpotensi menekan brand lokal atau UMKM yang bersaing pada sektor serupa.

Berdasarkan keterangan resmi Gedung Putih, sebagai bagian dari kesepakatan Indonesia akan menghapus sekitar 99 persen hambatan tarif untuk berbagai produk industri serta makanan dan pertanian AS yang diekspor ke Indonesia.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us