Jakarta, FORTUNE – Budi Pramantika, Direktur dan Chief Finance Officer (CFO) PT XL Axiata Tbk, secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya, Senin (6/3). Pria tersebut telah mengemban jabatan sebagai Direktur Keuangan perusahaan tersebut sejak Oktober 2020.
Manajemen XL Axiata menyatakan telah menerima pengunduran diri Budi dengan alasan pribadi. Perusahaan telekomunikasi itu menyampaikan apresiasi atas kontribusi Budi selama berada di XL Axiata.
"Pak Budi telah memberikan kontribusi besar terhadap kemampuan XL Axiata dalam menjaga kinerja keuangan, termasuk selama pandemi Covid-19, serta dalam menghadapi kompetisi industri telekomunikasi yang sangat ketat, melalui penerapan sejumlah kebijakan pengelolaan keuangan,” kata Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini, dalam keterangan pers, Kamis (9/3).
Dia mengatakan XL akan mengajukan permohonan persetujuan atas pengunduran diri Budi Pramantika dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Kontribusi ke perusahaan
Selama menduduki jabatan direktur, Budi telah memberikan banyak sumbangsih, kata Dian.
Misalnya saja, Budi berhasil membantu pengelolaan aset yang optimal demi merespons tantangan industri telekomunikasi. Semua aset perseroan, baik uang aset tetap, investasi, sales & lease back hingga belanja modal (capital expenditure/capex), harus menghasilkan imbal hasil secara optimal.
Peraih Master of Business Administration IPMI International Business School itu juga melakukan penggalangan dana untuk memperkuat permodalam. Melalui kebijakan untuk memperkuat struktur keuangan, XL Axiata berhasil mengumpulkan total Rp8 triliun, terdiri dari surat utang yang bernilai Rp3 triliun dan sukuk yang mencapai Rp5 triliun.
Menurutnya, Budi juga membantu transformasi digital keuangan perusahaan untuk mendongkrak kinerja keuangan.
Kinerja 2022
Pada 2022, XL Axiata membukukan pendapatan Rp29,14 triliun, atau meningkat 8,9 persen ketimbang Rp26,75 triliun pada 2021.
Kenaikan beban yang harus ditanggungnya 10,4 persen menjadi Rp25,13 triliun, dan menyebabkan laba perusahaan turun. XL Axiata meraih laba Rp1,1 triliun pada 2022 atau terkoreksi 13,9 persen dari Rp1,29 triliun pada tahun sebelumnya.
“Sepanjang 2022, industri telekomunikasi Indonesia diwarnai dengan persaingan yang cukup ketat, terutama pada periode kuartal keempat,” kata Dian, dalam rilis pers (21/2).
Dian memandang sejumlah peluang positif tahun ini, seperti permintaan layanan fixed data dan layanan digital menyeluruh. Perusahaannya juga akan memperkuat strategi konvergensi dengan berkonsentrasi pada segmen keluarga.