Musim Dingin Hanya Siklus, Tokocrypto: Prospek Blockchain Masih Tinggi
Blokchain lebih dari sekadar aset kripto.
Jakarta, FORTUNE – Tokocrypto menyebut prospek industri blockchain masih tinggi meski saat ini sedang terjadi siklus “musim dingin” aset kripto. Platform pertukaran ini lantas menyampaikan komitmennya untuk mendukung pengembangan industri berbasis teknologi tersebut di dalam negeri.
Menurut CEO Tokocrypto, Pang Xue Kai, industri aset kripto tengah diterpa oleh situasi pasar yang sedang lesu. Situasi itu disinyalir membuat investor mundur dari industri blockchain.
Dia menduga crypto winter hanya menghambat arus investasi di industri blockchain ataupun aset kripto, dan tidak menghentikannya.
"Musim dingin terjadi berdasarkan pada situasi pasar saat ini yang umumnya disebabkan oleh inflasi dan lainnya. Namun, kami tahu ini akan berlalu, karena bear market itu seperti siklus dan akan rebounce kembali,” ujar Pang Xue Kai, dalam keterangan yang dikutip Senin (19/9).
Mengutip data dari coinmarketcap.com, saat ini kapitalisasi pasar aset kripto hanya US$933 miliar, atau jauh melorot dari US$2 triliun pada awal tahun (year-to-date/ytd).
Prospek teknologi
Peluang dan potensi di industri blokchain, termasuk pengembangan generasi internet ketiga atau Web3, akan selalu ada serta menarik perhatian investor, menurut Pang Xue Kai.
"Investor tidak bisa mengabaikan peluang dari blockchain. Relevansi blockchain ini luas di masa depan, dan tidak hanya sebagai arsitektur teknologi untuk kripto."
Sejumlah teknologi yang prospektif ini seperti keuangan terdesentralisasi (decentralized finance/DeFi) dan metaverse.
Dia bahkan menyebut di Indonesia baik swasta ataupun pemerintah saat ini mencoba mempelajari implementasinya. Beberapa proyek sekarang sedang dibangun untuk adopsi yang lebih luas.
"Blockchain akan terus mengubah berbagai sektor industri secara fundamental,” ujarnya.
Startup blockchain
Menurutnya, Tokocrypto senantiasa mendorong adopsi blockchain secara lebih luas dengan ekosistemnya, Sebut misal, Tokolabs, yang merupakan program akselerator startup blockchain di Indonesia.
Tokolabs telah bekerja sama dengan BRI Ventures dalam mengembangkan bisnis pelbagai proyek blockchain dari perusahaan rintisan Indonesia. Startup yang masuk dalam ekosistem TokoLabs akan mendapatkan arahan, mulai dari branding dan marketing, strategi investasi, taktik lanskap investasi, dan akses ke peluang pendanaan.
Namun demikian, adopsi blockchain oleh Tokocrypto bukan hanya dari TokoLabs saja. Ada ekosistem lain, seperti T-Hub yang diklaim crypto hub pertama di Asia, TokoMall atau lokapasar aset yang tidak dapat dipertukarkan (non-fungible token/NFT), aplikasi edutech blockchain learn-to-earn; TokoCare, dan sejumlah inisiatif lain.
Menurutnya, kemitraan dan regulasi merupakan kunci penting dalam mendorong adopsi aset digital. Karena itu, Tokocrypto berikhtiar untuk terus membuat peluang potensi kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pelaku usaha hingga stakeholders.