Perbedaan Private Equity & Venture Capital dalam Investasi Perusahaan
PE berfokus pada perusahaan yang sudah matang.
Jakarta, FORTUNE - Perusahaan yang menginginkan untuk mendapatkan modal atau pendanaan tambahan bisa menempuh jalur private equity (PE) maupun venture capital (VC). Meski kedua lembaga itu sama-sama menyediakan dana segar, PE dan VC memiliki karakteristik investasi yang berbeda.
Sebelum membahas tentang perbedaan di antara keduanya, akan dijelaskan terlebih dahulu ihwal definisi private equity maupun venture capital. Hal ini untuk mengetahui pengertian serta tujuan dari masing-masing lembaga tersebut.
Laman duniafintech.com melansir, PE merujuk kepada pendanaan di sebuah perusahaan atau entitas yang tidak diperdagangkan secara publik (terdaftar di bursa saham). PE biasanya merupakan investasi yang berasal dari individu atau perusahaan dengan kekayaan bersih tinggi.
Perusahaan venture capital adalah lembaga keuangan yang menyuntikkan dana ataupun modal kepada perusahaan rintisan atau startup digital, sebagaimana dikutip dari laman KoinWorks.
Venture capital ini berinvestasi kepada startup untuk membantu bisnisnya dan membentuk ekosistem. Perusahaan yang diberikan pendanaan pun biasanya diyakini memiliki prospek atau potensi besar dalam jangka panjang, serta mampu mengembangkan bisnis secara cepat.
VC ini mengelola dana dari banyak pihak yang bisa disebut sebagai investor, antara lain kalangan investor kaya, bank investasi, serta lembaga keuangan lain. VC biasanya bukan milik perorangan, serta gabungan dari beragam pihak.
Perbedaan PE dan VC
Dilansir dari situs web Glints, perbedaan pertama antara PE dan VC bisa ditengok dari strateginya. Sebut misal, PE mengambil strategi investasi dengan membeli sebagian besar atau bahkan 100 persen saham perusahaan, serta berupaya untuk meningkatkan nilai sahamnya. Tujuan dari PE adalah untuk mendapatkan pendapatan yang nilainya tinggi secara stabil.
Karena itu, PE biasanya akan menyasar perusahaan yang sudah matang. Lembaga investasi tersebut mampu memberikan dana yang lebih besar, serta bersedia menyediakan ahli sesuai kebutuhan perusahaan,
PE memungkinkan untuk meningkatkan nilai saham perusahaan. Sebab, lembaga ini biasanya akan secara maksimal berupaya dengan menggelontorkan uang dalam jumlah banyak. Namun demikian, perusahaan yang diinvestasikan oleh PE tak lagi bebas dalam mengatur strategi atau pengambilan keputusan.
Sementara, venture capital menempuh strategi dengan menanamkan pendanaan pada bisnis perusahaan rintisan yang berkembang. Sebelum melakukan investasi, mereka pun akan memilih startup dengan melalui proses seleksi yang ketat, ternasuk riset dan perencanaan secara mendalam.
VC secara keseluruhan memiliki tujuan yang sederhana, yakni meraih hasil besar dalam jangka waktu yang panjang dari investasi ke perusahaan rintisan, tanpa perlu repot memperbaiki nilai perusahaan. Selain itu, VC bisa memberikan network kepada para perusahaan rintisan untuk saling bekerja sama.
Di sisi lain, seperti halnya PE, venture capital juga kerap ikut dalam menentukan strategi bisnis perusahaan.
Laman Pintu.co.id memerinci perbedaan antara Private Equity dan Venture Capital dari sejumlah aspek, mulai kepemilikan saham sampai ekspektasi pengembalian saham. Sebagai misal, kepemikan saham. PE dalam berinvestasi ke perusahaan biasanya akan menjadi pemegang saham mayoritas. Sedangkan, VC menjadi pemegang saham minoritas.
Dari aspek ekspektasi pengembalian, PE umumnya mengharapkan keuntungan 2 sampai 3 kali dari pendanaan awal. Sedangkan, venture capital memproyeksikan pengembalian lebih dari 3 kali dana segar perdana.
Pada ukuran risiko investasi, PE memiliki risiko lebih relatif karena berinvestasi ke perusahaan yang sudah matang. Sedangkan, risiko investasi pada perusahaan modal ventura lebih besar lantaran berinvetsasi ke perusahaan yang baru berkembang.