PHK Ratusan Pekerja, Microsoft Bubarkan Divisi Metaverse
Microsoft memfokuskan sumber dayanya untuk AI.
Jakarta, FORTUNE – Microsoft seperti tidak lagi punya ambisi untuk mengembangkan metaverse demi berfokus pada inisiatif lain dengan membubarkan Industrial Metaverse Core, divisi yang bertanggung jawab mendorong penggunaan metaverse ke industri, demikian warta Bitcoin.com, Senin (13/2).
Penutupan departemen tersebut membuat 100 pegawainya harus kehilangan pekerjaan, meski secara umum ternyata pemangkasan pekerja merupakan bagian dari kebijakan Microsoft memecat 10.000 karyawan pada bulan lalu.
Padahal, divisi metaverse itu baru terbentuk pada Oktober tahun lalu. Keberadaan departemen itu ditujukan untuk membangun antarmuka perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjalankan proyek terkait metaverse, serta bekerja sama dengan klien pada berbagai sektor seperti perawatan kesehatan, layanan keuangan, ritel, dan energi.
Meski membubarkan departemen metaverse, perusahaan mengeklaim bakal tetap melanjutkan inisiatif yang berkenaan dengan teknologi baru tersebut.
“Kami menerapkan fokus kami ke area metaverse industri yang paling penting bagi pelanggan kami dan, pelanggan tidak akan melihat perubahan dalam cara mereka didukung," begitu komentar Microsoft yang dikutip CoinDesk.
Microsoft beralasan perusahaan ingin memprioritaskan proyek jangka pendek ketimbang proyek yang membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan pendapatan.
Fokus AI
Langkah Microsoft yang menutup divisi metaverse ini menyiratkan strategi perusahaan untuk memfokuskan sumber dayanya ke area lain seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Raksasa perangkat lunak itu baru-baru ini menempatkan dana ke startup berbasis AI. Pada 23 Januari, perusahaan mengungkapkan investasi jangka menengah bernilai miliaran dolar di OpenAi, perusahaan pengembang ChatGPT.
Sebagai bagian dari kemitraan, Microsoft baru-baru ini mengumumkan penyertaan ChatGPT pada Bing, produk mesin pencarinya, dan juga sebagai bagian dari Edge, peramban webnya.
“AI secara mendasar akan mengubah setiap kategori perangkat lunak, dimulai dengan kategori terbesar dari semua: pencarian,” kata, CEO Microsoft, Satya Nadella, soal inisiatif teranyar Microsoft mengenai AI.
Microsoft sementara ini mungkin mengungguli Google dalam persaingan mengembangkan kecerdasan buatan (AI), menurut Fortune.com (11/2). Langkah produsen Windows itu dalam menghadirkan fitur chatbot dari ChatGPT pada platform Bing dapat dikatakan sebagai sebuah terobosoan.
Google saat ini masih menjadi juara dalam lanskap platform pencarian, dan Bing membuntuti langsung di belakangnya. Namun, Google disinyalir tertinggal dalam peluncuran mesin pencarian yang didukung oleh teknologi kecerdasan buatan. Di sisi lain, Microsoft berambisi pula untuk menambahkan teknologi AI ke berbagai produk lainnya.
Sementara itu, Google pada pekan lalu mengumumkan pesaing ChatGPT yang bernama Bard. Namun, perusahan itu belum memasukkan fitur chatbot tersebut ke dalam mesin pencariannya.
Dalam presentasi pengenalan chatbot tersebut, aplikasi tersebut ternyata membuat kesalahan. Alhasil mereka kehilangan nilai pasar mencapai US$100 miliar.