RI Rentan Serangan Siber, Menlo Security Tawarkan Solusi Keamanan 100%
Menlo menghadirkan solusi untuk mencegah kebocoran data.
Jakarta, FORTUNE – Indonesia termasuk sebagai negara yang rentan akan serangan siber. Potensi ancaman siber yang tidak berhasil teratasi tentu akan menjadi risiko bagi agenda digitalisasi dalam negeri. Menlo Security Inc, perusahaan spesialis dalam bidang keamanan cloud¸ termasuk pihak yang mengampanyekan ihwal pentingnya keamanan siber untuk menunjang kebutuhan kerja modern saat ini.
Pandemi Covid-19 telah mendorong proses digitalisasi secara signifikan, dan Indonesia merupakan salah satu ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Sedangkan, ekonomi digital pada 2020 ditaksir mencapai US$70 miliar atau lebih dari Rp1.009 triliun dan pada 2025 akan mencapai US$146 miliar atau Rp2.106 triliun.
Namun, menurut CK Mah, Regional Director Southeast Asia Menlo Security, pertumbuhan digital yang begitu pesat tersebut kerap kali diikuti oleh peningkatan ancaman siber.
Dia mengutip laporan dari National Cyber Security Index (NCS) yang menunjukkan keamanan siber di Indonesia berada di peringkat keenam di antara negara Asia Tenggara. Bahkan, secara global, Indonesia hanya berada di posisi ke 83 dari 160 negara.
Laporan Interpol turut menyebutkan tahun lalu sekitar 2,7 juta ransomware terdeteksi di Asia Tenggara. Dari jumlah tersebut, Indonesia memimpin dengan 1,3 juta kasus.
“Kami membantu bisnis melalui keamanan cloud dengan menerapkan zero-trust dan isolation core untuk memastikan mereka aman dari segala serangan daring. Kami membantu berbagai perusahaan dalam menjaga dan mencegah risiko-risiko digital melalui keamanan 100 persen dengan tingkat kualitas militer, bergaransi malware US$1 juta (Rp14,4 miliar),” kata CK Mah, dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (6/6).
Solusi keamanan Menlo
Dalam tiga tahun terakhir, ancaman siber secara umum menyasar perusahaan besar dan institusi pemerintahan, kata CK Mah. Situasi itu, menurutnya, terjadi akibat jaringan lama dan infrastuktur keamanan yang tak sanggup lagi memfasilitasi cara kerja modern saat ini, termasuk dalam mencegah highly evasive adaptive threats (HEAT) yang bisa mengakibatkan ransomware.
Menurutnya, teknologi Secure Web Gateway (SWG) Menlo Security yang didukung oleh Isolation Core menawarkan kemampuan keamanan yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai transformasi cloud yang aman.
“Secure Web Gateway kami menggabungkan seluruh kemampuan keamanan ke dalam satu platform cloud-native, yang mencakup CASB, DLP, RBI, Proxy, FWaaS, dan Akses Pribadi untuk menyediakan API yang dapat diperluas serta antarmuka tunggal untuk kebutuhan manajemen kebijakan, pelaporan dan Analisa ancaman,” ujarnya.
Menlo Security menghadirkan solusi yang memungkinkan organisasi memperkuat akses granular dan kebijakan keamanan, kontrol dan perlindungan yang lebih baik untuk lalu lintas web, mencegah kebocoran data dan pencurian kredensial, mengamankan aplikasi cloud dan mematikan aplikasi tidak sah, serta memastikan kepatuhan di seluruh perangkat dan lokasi.
Perusahaan turut menghadirkan Menlo Labs untuk memberikan wawasan, keahlian, konteks, dan alat bagi pelanggan untuk membantu mereka tetap terhubung, berkomunikasi, dan berkolaborasi dengan aman tanpa kompromi. Hal ini melibatkan para peneliti keamanan elit yang menyoroti berbagai ancaman, baik yang umum maupun tidak.
“Sebagai kelompok pakar keamanan siber, kami memelopori pendekatan keamanan yang berbeda dari yang lainnya. Kami menghindari kerumitan dan mengoptimalkan biaya. Tim keamanan perusahaan tidak perlu khawatir lagi tentang sistem yang berbelit, penuh tambal sulam dan peringatan-peringatan yang mendadak. Sebaliknya, mereka bisa terus bergerak cepat dan fokus pada bisnis,” katanya.
Menurut CK Mah, Menlo Security aktif pula dalam memberikan edukasi pasar agar banyak orang mendapatkan pengetahuan mengenai keamanan siber. Perusahaan secara rutin menerbitkan berbagai whitepaper, lembar data, laporan, dan studi kasus yang dapat dipelajari oleh para pelaku bisnis, yang dapat ditemukan di sini.