Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Riset Cisco: Infrastruktur Modern Jadi Penentu Keberhasilan Era AI

Raksasa teknologi Cisco akan PHK karyawan.
Raksasa teknologi Cisco (Dok. Cisco)
Intinya sih...
  • Jaringan modern penting untuk AI, IoT, dan cloud, dan keamanan jaringan mutlak diperlukan.
  • Resiliensi jaringan menjadi kebutuhan utama dengan potensi kerugian hingga US$160 juta per insiden.
  • CEO global memperluas pemanfaatan AI dan melibatkan CIO atau CTO dalam keputusan investasi infrastruktur.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) telah memicu pergeseran besar dalam arsitektur jaringan atau infrastruktur perusahaan. Studi global terbaru Cisco menunjukkan, ledakan penggunaan asisten AI, agen AI, dan beban kerja berbasis data tak hanya mendorong lalu lintas jaringan menjadi lebih cepat dan dinamis, tapi juga sensitif terhadap latensi serta lebih kompleks.

Dengan banyaknya perangkat yang terhubung dan ancaman keamanan yang meningkat, tuntutan akan ketersediaan jaringan setiap saat turut meningkat. Transformasi ini pun mendorong penyedia infrastruktur bisa terus beradaptasi dan berkembang.

Para pemimpin di bidang teknologi informasi (IT) kini mengubah cara pandang mereka terhadap jaringan baik dari sisi fungsi, manfaat, dan perannya dalam melindungi perusahaan sekaligus menentukan bisnis di masa depan.

Riset Cisco mengidentifikasi ada enam sinyal utama yang menunjukkan pergeseran arsitektur jaringan: Pertama, jaringan sebagai prioritas strategis. Riset mencatat, sebanyak 98 persen perusahaan di Indonesia menganggap jaringan modern penting untuk AI, IoT, dan cloud. Mayoritas berencana menambah anggaran jaringan dalam belanja IT.

Kedua, keamanan jaringan telah menjadi hal mutlak. Oleh karenanya, 100 persen pemimpin IT menilai jaringan yang aman penting, dan 97 persen percaya peningkatan kualitas jaringan akan memperkuat pertahanan siber. Ketiga, resiliensi jadi kebutuhan utama yang ditandai dengan pilihan seluruh responden menyebut resiliensi jaringan krusial, terlebih 60 persen pernah mengalami gangguan serius dengan potensi kerugian hingga US$160 juta per insiden.

Keempat, AI sebagai pendorong pendapatan — sebanyak 58 persen melihat penerapan AI pada jaringan modern dapat meningkatkan personalisasi dan otomatisasi pengalaman pelanggan, mendorong loyalitas, dan pertumbuhan bisnis.

Kelima, AI mengubah infrastruktur komputasi: 53 persen pemimpin IT mengatakan pusat data mereka belum mampu memenuhi kebutuhan AI saat ini, dan 95 persen dari mereka berencana akan meningkatkan kapasitas pusat data. Keenam, para pemimpin menginginkan jaringan yang lebih cerdas.

Marina Kacaribu, Managing Director Cisco Indonesia, mengatakan kondisi ini membuat jaringan tak lagi sekadar penopang operasional, melainkan fondasi strategis bagi pertumbuhan bisnis di era AI. “Jaringan modern adalah kunci untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesuksesan di masa mendatang,” kata marina dalam keterangan tertulis Selasa (12/8).

Infrastruktur Modern Buka Peluang Penghematan

Cisco dalam risetnya juga mengungkapkan, jaringan modern terbukti memberikan keuntungan finansial misalnya, dalam peningkatan pengalaman pelanggan (61 persen), efisiensi operasional (74 persen), dan dukungan inovasi (62 persen). Namun, manfaat ini terancam hilang jika infrastruktur belum siap untuk AI dan skala real-time.

Kendati demikian, keuntungan finansial tersebut berpotensi hilang jika infrastruktur perusahaan belum siap untuk mendukung AI atau skala real-time. Untuk memaksimalkan pertumbuhan dan penghematan para pemimpin IT harus menutup sejumlah celah penting: sistem yang terfragmentasi (45 persen), implementasi yang belum lengkap (63 persen), dan ketergantungan pada pengawasan manual (44 persen).

Jaringan yang lebih cerdas, aman, dan adaptif menjadi argumen utama untuk investasi. Cisco mencatat, 95 persen pemimpin IT percaya peningkatan jaringan akan langsung mendongkrak pendapatan, sementara 96 persen memperkirakan penghematan signifikan melalui pengurangan gangguan dan efisiensi energi.

Tren ini juga mendapat sorotan dari level eksekutif tertinggi. Sebanyak 97 persen CEO global tengah memperluas pemanfaatan AI dan 78 persen melibatkan CIO atau CTO dalam keputusan investasi infrastruktur. Namun, 74 persen mengakui bahwa infrastruktur lama menjadi hambatan pertumbuhan.

“Perusahaan harus memastikan kemitraan teknologi yang kuat untuk memimpin transformasi ini,” tulis laporan Cisco.

Sebanyak 96 persen responden sepakat bahwa kolaborasi strategis menjadi kunci sukses dalam mengadaptasi jaringan menuju era AI.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us