Jakarta, FORTUNE - Bank digital terus muncul dan menjamur di Indonesia maupun global dalam dua tahun terakhir. Hal tersebut tergambar dalam laporan konsultan strategi global asal Jerman, Simon-Kucher & Partners.
Dalam laporan tersebut mengidentifikasi jumlah bank digital di dunia hingga Januari 2022 mencapai 400 bank. Namun, yang paling mengejutkan, hanya kurang dari 5 persen bank digital yang membukukan keuntungan atau profit.
"Bank digital telah tumbuh yang sangat cepat, tetapi pada saat yang sama kami memperkirakan kurang dari 5 persen yang membukukan keuntungan,” kata Christoph Stegmeier, mitra senior Simon-Kucher, dikutip dari Forbes, Kamis (2/6).
Jumlah rekening bank digital capai 1 miliar
Dalam laporan tersebut juga mencatat jumlah rekening bank digital mencapai 1 miliar di seluruh dunia. Sedangkan untuk jumlah rekening di Amerika Serikat (AS) sendiri mencapai termasuk 100 juta rekening. Tercatat, terdapat tiga bank digital baru yang diluncurkan oleh kelompok jasa keuangan besar, yaitu JP Morgan’s European neobank, Chase, and Marcus by Goldman Sachs.
Bahkan, untuk jumlah pemilik rekening bank digital di Brazil mencapai setengah dari populasi negara tersebut.
Bank digital masih dalam tren bakar uang
Laporan tersebut juga mencatat masih adanya persaingan yang ketat antar bank digital. Bahkan, menurut laporan tersebut tren bakar uang masih berlanjut hingga saat ini guna menarik minat nasabah. Bahkan, sebagian besar bank digital tercatat belum balik modal atau impas dari pendanaan yang telah dikucurkan.
"Dari 400 neobank di dunia, kurang dari 5 persen yang impas. Kurang dari 85 neobank di AS yang mencapai titik impas, sementara beberapa bank yang berada di zona bakar-bakar uang kehilangan sebanyak US$140 per pelanggan tiap tahun,” kata Stegmeier.
Tak hanya bersaing dengan bank digital, kini bank digital juga masih harus bersaing dengan bank konvensional. Oleh karena itu, bank konvensional dinilai menjadi pengganggu dari inovasi bank digital yang terus melakukan penawaran digital.