5 Fakta Tren Belanja Online Paruh Pertama 2021
Apa yang membuat orang lebih sering belanja online?
Jakarta - FORTUNE, Seperti apa tren belanja konsumen pada paruh pertama 2021? Apakah orang-orang masih lebih memilih berbelanja online ketimbang offline pada tahun kedua pandemi ini?
Pandemi memang meningkatkan tren belanja online sejak awal 2020. Bahkan, tren itu masih berlangsung pada paruh pertama 2021.
Berdasar laporan Indonesia E-Commerce Trend 2021 dari platform JakPat, 75 persen dari 1.054 responden lebih sering berbelanja online ketimbang offline pada April-Juni 2021. Menjadikan paruh kedua 2020 sebagai tolokan, itu artinya ada kenaikan 5 persen.
Apa alasan para responden lebih sering belanja online daripada offline? Barang apa saja yang laris selama enam bulan ini? Apakah tren kenaikan belanja online hanya terjadi di kalangan anak muda?
Untuk mengetahui jawaban dari deretan pertanyaan itu, simak ulasan berikut.
1. Alasan orang lebih sering belanja online
Menurut data JakPat, banyaknya tawaran diskon dan promosi jadi alasan utama orang acap kali belanja online. 82 persen responden berpendapat demikian.
Kemudian, 81 persen mengaku belanja online lebih praktis karena tak perlu keluar rumah. Terlebih, saat ini mengurangi mobilitas dapat menekan risiko penyebaran Covid-19. 72 persen responden mengamini alasan tersebut.
Selain itu, 70 persen responden menganggap harga barang di platform e-commerce lebih murah. 53 persen merasa pilihan produk saat belanja online lebih banyak.
Di sisi lain, 39 persen merasa akan lebih fokus pada kebutuhan saat belanja online. Sementara 36 persen lainnya memilih metode itu karena barang hanya tersedia di platform online. 1 persen sisanya memilih alasan lain-lain.
2. Kategori paling banyak dibeli saat belanja online
Peringkat teratas adalah fesyen dan aksesori, dengan persentase 71 persen. Lalu diikuti oleh kecantikan dan perawatan tubuh (64 persen) dan elektronik (54 persen).
Di posisi keempat ada makanan dan bahan makanan (54 persen), kemudian kebersihan dan kesehatan (53 persen), peralatan rumah tangga (47 persen), perjalanan dan rekreasi (32 persen), serta peralatan anak dan bayi (24 persen).
Urutannya berbeda dengan barang terbanyak dibeli secara offline, yang dipuncaki oleh makanan dan bahan makanan; kecantikan dan perawatan tubuh; kebersihan dan kesehatan; peralatan rumah tangga; fesyen dan aksesori; elektronik. Sementara dua posisi terbawahnya sama dengan belanja online.
3. Jenis barang terlaris
Untuk kategori fesyen, baju menduduki takhta tertinggi, lalu diikuti oleh sepatu, baju muslim, tas, aksesoris, dan jam tangan.
Sementara pada kategori kecantikan dan perawatan tubuh, yang terlaris secara urut, yaitu produk perawatan tubuh, perawatan kulit, perawatan rambut, dan kosmetik.
Makanan ringan merajai kategori makanan dan bahan makanan, sedangkan posisi selanjutnya diduduki oleh makanan instan; bahan makanan; makanan siap santap; frozen food; minuman; dan produk segar.
Di kategori kebersihan dan kesehatan ada perlengkapan kesehatan, obat plus suplemen, serta penyanitasi tangan (hand sanitizer).
4. Pertimbangan konsumen saat pilih platform belanja online
Tentu saja gratis ongkos kirim (ongkir), harga murah, dan banyaknya diskon jadi pertimbangan utama konsumen saat memilih platform e-commerce.
Selain itu, setengah dari responden JakPat menganggap opsi pembayaran juga memengaruhi pilihan platform belanja online mereka. Begitu juga dengan kemudahan pembayaran dan pemakaian aplikasinya.
5. Generasi X jadi lebih nyaman belanja online
Menariknya, kenaikan tren belanja online tak hanya terjadi di kalangan Generasi Milenial dan Generasi Z, tetapi berlaku juga bagi generasi di atasnya.
Menurut riset Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia 2021, orang berusia 36-45 tahun atau Generasi X makin merasa nyaman belanja online. Terbukti dari naiknya transaksi belanja online generasi X dari 13 persen jadi 19 persen pada 2020.