Indonesia Siap Rilis Pita Frekuensi 700MHz 5G Awal Tahun Depan
Pemerintah juga tengah siapkan pita frekuensi sedang.
Jakarta, FORTUNE – Indonesia bakal meluncurkan pita frekuensi rendah 700MHz untuk layanan 5G pada akhir 2022 atau awal 2023, menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Dalam kegiatan Asia Pacific Spectrum Management Conference di Thailand, Direktur Penataan Sumber Daya Kominfo, Denny Setiawan mengatakan, upaya itu merupakan tindak lanjut dari peluncuran layanan komersial 5G pada 2021.
Pemerintah juga sedang melakukan proses reframing dan reassignment 5G pada pita frekuensi sedang (3,5GHz), yang rencananya akan mengudara pada 2023. Sementara itu, putusan pemakaian pita frekuensi 5GHz dan 4,9GHz untuk IMT 5G akan diambil pascagelaran WRC-23.
Nantinya, infrastruktur telekomunikasi tersebut akan memainkan peran penting dalam ekosistem ekonomi digital di Indonesia.
Harmonisasi spektrum menjadi kunci
Di kesempatan terpisah, Chief Technology Officer Huawei Indonesia, Alex Xing, konektivitas digital inklusif amat penting. Itu bisa dilakukan lewat kolaborasi dan harmonisasi.
Dalam hal infrastruktur, IMT yang terharmonisasi secara global—700 MHz, 3,5GHz, dan 6GHz berlisensi—berperan penting dalam menentukan perjalanan inovasi dan inklusi digital di masa depan.
Apalagi, kini Indonesia memiliki lebih dari 370 juta koneksi seluler dan penetrasi ponsel pintar yang melampaui 90 persen. “Meningkatnya konektivitas pita lebar seluler telah berdampak pada persyaratan yang berlaku atas spektrum,” ujar Alex.
Spektrum sendiri adalah pondasi dasar untuk mengembangkan industri komunikasi seluler, sebuah elemen inti untuk 5G dan 5G Advanced. Karena itulah, dibutuhkan perencanaan harmonisasi dalam penyusunan peta jalan dan standar spektrum.
Pemenuhan permintaan 5G
Menurut Vice President 5G Product Line Huawei, Du Yeqing, tiap negara akan memerlukan setidaknya 2.000 MHz spektrum pita sedang dalam 5 hingga 10 tahun ke depan. Itu demi memastikan ketersediaan kecepatan yang lebih baik dan lebih terjangkau.
Pita frekuensi 2,1/2,3/2,6/4,9 GHz memiliki ekosistem yang telah matang yang mendukung pengembangan primer 5G, seperti halnya pita C-band. Saat ini, kalangan industri bekerja sama mematangkan ekosistem 6GHz dalam upaya memenuhi kebutuhan 5G dalam jangka panjang.
Frekuensi APT 700MHz sendiri telah menjadi pita utama untuk 4G dan 5G dengan dukungan ekosistem yang sudah matang. Axiata mendesak regulator di negara-negara Asia Pasifik untuk meluncurkan frekuensi 700MHz sebagai IMT dan sesegera mungkin melakukan harmonisasi spektrum, mencakup Indonesia, Kamboja, Bangladesh, Sri Lanka, serta Nepal.