Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Toco jadi Penantang Baru E-commerce di Tengah Perlambatan Industri

WhatsApp Image 2025-08-07 at 14.58.46_6dc9b2bc.jpg
Founder sekaligus CEO Toco, Arnold Sebastian Egg/Dok Fortune IDN
Intinya sih...
  • Toco.id atau Toco didirikan oleh Arnold Sebastian Egg pada Agustus 2024.
  • Arnold melihat kebanyakan pelaku industri e-commerce terlalu fokus pada pertumbuhan pendapatan.
  • Toco menerapkan strategi monetisasi dengan membebankan biaya kepada pembeli sebesar Rp2.000 per transaksi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – Arnold Sebastian Egg, salah satu pendiri Tokobagus yang kini menjadi OLX, kembali ke industri e-commerce dengan platform baru bernama Toco.id. Menantang pemain besar seperti Tokopedia dan Shopee, Toco menawarkan strategi radikal: bebas biaya administrasi seumur hidup bagi penjual (seller), sebuah langkah yang membuatnya ramai dibicarakan pelaku UMKM.

Diluncurkan pada Agustus 2024, platform ini secara terang-terangan berfokus memenangkan hati para penjual yang merasa semakin terbebani oleh berbagai potongan biaya pada platform lain.

“Indonesia is a consumptive market. Semua orang ingin belanja barang. Sebenarnya model-model marketplace yang ada saat ini itu semua fokus hanya ke peningkatan customer tanpa mempedulikan penjual. Aku mau fokus ke merchant,” kata Arnold dalam diskusi media di kantornya, Rabu (6/8).

Sebagai jaminan, Toco bahkan memberikan sertifikat bertanda tangan yang menggaransi bebas biaya administrasi seumur hidup bagi para penjual. Komitmen ini, kata Arnold, juga menjadi syarat mutlak bagi investor yang nantinya akan mendanai Toco, yang saat ini masih beroperasi dengan dana pribadi.

Alih-alih membebankan biaya pada penjual, strategi monetisasi Toco menyasar pembeli dengan mengenakan biaya tetap Rp2.000 per transaksi.

“Ini seperti konsumen datang ke mal, mereka bayar parkir. Tapi di Toco, promo berasal dari seller, bukan dari e-commerce,” ujar Arnold.

Strategi ini terbukti efektif. Hingga akhir Juni 2025, Toco merangkul lebih dari 150.000 penjual aktif dengan total produk melebihi 1 juta barang. Aktivitas pengguna bulanan (monthly active users) juga melonjak signifikan, mencapai 600.000 hingga 1 juta pengguna.

Kehadiran Toco terjadi di tengah melambatnya pertumbuhan industri e-commerce nasional. Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai transaksi e-commerce pada 2024 memang masih tumbuh 7,3 persen menjadi Rp487,01 triliun, tapi lajunya melambat dibandingkan pertumbuhan 18,7 persen pada 2022 dan 50,7 persen pada 2021.

Meskipun kondisi pasar dinilai berat, Arnold tetap optimistis terhadap prospek pertumbuhan Toco ke depan.

“Sampai akhir tahun memang masih berat, namun kita tetap optimis dapat terus tumbuh,” ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us