MARKET

Konflik Iran-Israel Memanas, Apa Kabar Saham Migas?

Bagaimana dampak kenaikan harga minyak terhadap saham migas?

Konflik Iran-Israel Memanas, Apa Kabar Saham Migas?ilustrasi kilang minyak (unsplash.com/Robin Sommer)
17 April 2024

Fortune Recap

  • Konflik Iran-Israel mempengaruhi harga minyak dunia, naik 3-5 persen menjadi US$90 per barel.
  • Gangguan pasokan minyak dan kebijakan produksi OPEC+ dapat memicu kenaikan harga minyak dan berdampak pada harga komoditas secara umum.
  • Harga komoditas lainnya akan butuh waktu lebih lama untuk naik, namun saham di sektor komoditas seperti migas dan energi masih memiliki peluang kenaikan jangka pendek.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Di tengah Konflik Iran-Israel yang kian memanas, bagaimana prospek Saham-saham minyak dan gas atau migas?

Letupan konflik antara Iran dan Israel di akhir pekan lalu telah mempengaruhi harga minyak mentah dunia. Dalam dua minggu terakhir, harga minyak mentah Brent telah naik 3--5 persen menjadi US$90 per barel.

Tingkat harga itu sudah lebih tinggi sekitar 6 persen dari perkiraan harga rata-rata minyak Brent proyeksi MASI pada 2024, yakni US$85 per barel.

"Dalam pandangan kami, jika konflik langsung antara Iran dan Israel meletus, harga minyak bisa naik di atas US$100 per barel untuk pertama kalinya sejak Desember 2022-Maret 2023 (musim panas 2022), tak lama sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina yang memicu krisis energi global," jelas Rizkia dalam riset, Rabu (17/4).

Itu lumrah. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI), Rizkia Darmawan menilai, gangguan pasokan minyak dalam berbagai bentuk dapat memciu kenaikan harga minyak dan berdampak terhadap harga komoditas secara umum.

Terlebih apabila situasi itu dibarengi dengan kebijakan produksi OPEC+ yang mungkin akan terus memangkas produksi sebagai respons terhadap kondisi ekonomi yang melambat. Tekanan lain terhadap pasokan minyak juga berasal dari serangan Ukraina terhadap kilang minyak Rusia baru-baru ini.

Tak heran, karena Iran merupakan salah satu produsen minyak mentah terbesar global, dengan kontribusi sekitar 3,3 persen terhadap pasokan dunia. Setiap harinya, Iran menghasilkan 3,4 juta barel minyak.

Pada 2023 saja, Iran menjadi sumber pertumbuhan pasokan terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS). Bahkan, pada 2024 ini, IEA memproyeksikan Iran memproduksi minyak tambahan sebesar ~280.000 barel per hari, naik 8 persen (YoY). Cina, yang membutuhkan minyak sekitar 15--16 juta barel per hari, adalah tujuan ekspor utama Iran.

Related Topics