NEWS

Alasan Iran Serang Israel dan Bagaimana Kekuatan Militer Kedua Negara

Israel klaim berhasil halau 99 persen serangan Iran.

Alasan Iran Serang Israel dan Bagaimana Kekuatan Militer Kedua NegaraIran. Shutterstock_vanchai tan
15 April 2024

Fortune Recap

  • Iran meluncurkan ratusan drone, rudal balistik, dan rudal jelajah ke Israel.
  • Sekitar 300 rudal diluncurkan, 99 persen dihalau, tapi beberapa mencapai wilayah Israel dan menyebabkan kerusakan.
  • Amerika Serikat membantu Israel menjatuhkan "hampir semua" drone dan rudal Iran.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ledakan dan sirene serangan udara terdengar di seluruh Israel pada Minggu pagi (14/4) setelah Iran meluncurkan ratusan drone, rudal balistik, dan rudal jelajah dalam misi balas dendam yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Serangan yang dikhawatirkan akan mendorong Timur Tengah ke jurang peperangan tersebut, kata juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, melibatkan sekitar 300 rudal tetapi 99 persen di antaranya berhasil dihalau.

Fortune.com mewartakan Iran menembakkan 170 drone, lebih dari 30 rudal jelajah, dan lebih dari 120 rudal balistik.

Dari jumlah tersebut, beberapa rudal balistik mencapai wilayah Israel, menyebabkan kerusakan kecil pada pangkalan udara.

Sejauh ini, menurut keterangann resmi tim penyelamat di Israel, seorang gadis berusia tujuh tahun di selatan Israel terluka parah akibat serangan tersebut.

Sementara itu, di Washington, Amerika Serikat, Presiden Joe Biden mengatakan pasukan AS telah membantu Israel menjatuhkan “hampir semua” drone dan rudal dan berjanji untuk mengumpulkan sekutu untuk mengembangkan tanggapan terpadu atas serangan tersebut.

Serangan Iran ke Tel Aviv terjadi kurang dari dua minggu setelah Israel diduga menjadi dalang serangan udara di Suriah pada 1 April lalu--yang menewaskan dua jenderal Iran di gedung konsulatnya.

Ini menandai pertama kalinya Iran melancarkan serangan militer langsung terhadap Israel, meskipun permusuhan antara keduanya telah terjadi selama beberapa dekade sejak negara tersebut berkonflik dalam Revolusi Islam Iran pada 1979.

Dua negara ini telah berada di dua kutub berseberangan selama perang Israel melawan militan Hamas berkecamuk di Gaza dalam enam bulan terakhir. 

Perang meletus setelah Hamas dan Jihad Islam, dua kelompok militan yang didukung Iran, melakukan serangan lintas batas yang menghancurkan pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang di Israel dan menculik 250 lainnya.

Serangan Israel di Gaza telah menyebabkan kehancuran luas dan menewaskan lebih dari 33.000 orang, menurut pejabat kesehatan setempat.

Hampir segera setelah perang meletus, Hizbullah, kelompok militan yang didukung Iran di Lebanon, mulai menyerang perbatasan utara Israel.

Kedua belah pihak terlibat dalam baku tembak setiap hari, sementara kelompok yang didukung Iran di Irak, Suriah dan Yaman telah meluncurkan roket dan rudal ke arah Israel.

Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada Sabtu (13/4) malam oleh kantor berita Iran, IRNA, pasukan paramiliter Garda Revolusi Iran mengaku telah meluncurkan “lusinan drone dan rudal ke wilayah-wilayah pendudukan dan posisi rezim Zionis.”

Dalam pernyataan selanjutnya, Garda Revolusi mengeluarkan peringatan langsung kepada AS: “Pemerintah teroris AS diperingatkan bahwa dukungan atau partisipasi apa pun dalam merugikan kepentingan Iran akan diikuti dengan tindakan tegas dan penyesalan dari angkatan bersenjata Iran.”

Selama berhari-hari, para pejabat Iran termasuk Pemimpin Tertinggi Ayatullah Ali Khamenei mengancam akan “menampar” Israel atas serangan di Suriah.

Sementara, setelah serangan terhadap Israel dilakukan, di ibu kota Iran, Teheran, masyarakat yang cemas dengan ekskalasi konflik mengantre di pompa-pompa bensin pada Minggu pagi.

Related Topics