Jakarta, FORTUNE – Jenama minuman beralkohol jenis rum, Bacardi, mengungkapkan peran Bartender dalam meningkatkan Penetrasi Pasar sang jenama di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Advocacy Lead, Bacardi-Martini Singapore Pte. Ltd untuk Asia Tenggara, Levant (sebagian timur tengah), dan Turki, Mike Cheong, mengatakan bahwa bartender berperan penting salah satunya dalam mengedukasi konsumen akan produk Bacardi kepada masyarakat. “Saat di bar, orang biasanya bertanya kepada bartender tentang apa minuman best seller, minuman favorit, sehingga rekomendasi bartender menjadi penting bagi eksistensi jenama ini,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Selasa (16/7).
Mike mengatakan bahwa bartender di Asia Tenggara adalah sosok yang paling memahami latar belakang budaya dan tren yang paling disukai oleh para konsumen. Bagi minuman rum seperti Bacardi, hal ini cukup menentukan dan menjadi dasar bagaimana rum bisa dipadukan dengan minuman dan bahan lain yang menjadi ciri khas serta preferensi masyarakat di negara tersebut.
“Di Indonesia, bartender paling memahami bahan rempah apa yang paling cocok dipadukan dengan varian rum, seperti Bacardi Spiced. Mereka akan menggunakan bahan-bahan tersebut dan membuat Bacardi makin dikenal dengan menonjolkan bahan lokal di suatu tempat,” kata Mike yang menyebut Indonesia sebagai pasar terbesar bagi Bacardi di Asia Tenggara, di samping Thailand, Filipina, dan Singapura.
Komunikasi dan kompetisi
Global Master Rum Blender dari Bacardi, Troy Arquiza, menambahkan bartender juga membantu mengkomunikasikan produk Bacardi, lantaran para bartender di bar kerap berinteraksi langsung dengan konsumen. “Informasi ini sangat penting bagi kami dan sangat dinamis (bagi pengembangan bisnis),” katanya.
Meski demikian, dia mengakui salah satu yang menjadi tantangan bagaimana jenama mampu mendukung komunitas bartender secara berkelanjutan sehingga pada berdampak terhadap kinerja jenama Bacardi.
Oleh sebab itu, belum lama ini sang jenama mengadakan Bacardi Spiced Challenge, kompetisi yang diyakini bisa jadi sarana bagi para bartender untuk bisa berbagi sekaligus mendapatkan informasi tentang bagaimana produk Bacardi di tengah masyarakat.
Melalui kompetisi ini, para bartender diberi keleluasaan untuk membuat cocktail signature mereka di bar tempat mereka bekerja, dengan menggunakan bahan dasar Bacardi Spiced. Lalu, mereka harus mengunggah konten ke media sosial tentang minuman tersebut. Dalam jangka waktu tertentu, pembeli rahasia dari tim Bacardi akan mengunjungi para peserta dan melakukan penilaian.
Pemenang yang keluar akan memperoleh tiket perjalanan ke Banda Neira, pulau yang dikenal akan kekayaan rempah-rempahnya.
“Siapa tahu, melalui event Bacardi Spiced Challenge ini, produk cocktail baru bisa tercipta. Saya sangat tertarik dengan hasilnya dan ingin mencicipinya, karena bisa jadi ada varian masa depan untuk Bacardi, berdasarkan apa yang dimenangkan dalam kompetisi,” kata Troy.
Konsistensi
Selain bartender, konsistensi rasa dan produk secara keseluruhan merupakan faktor kunci Bacardi bisa bertahan di tengah industri minuman beralkohol global, sejak 1862. Maka dari itu, peran master blender di Bacardi cukup krusial sebagai penentu kualitas dari minuman tersebut sebelum akhirnya dirilis ke seluruh pasar global dan diracik oleh para bartender.
“Kami menjalani proses yang panjang dalam membuat dan mengubah molase–hasil pemurnian gula–dengan menggunakan ragi serta air,” kata Troy. “Dalam proses produksi kami, ada lebih dari 200 pemeriksaan kualitas. Sebelum kami menyetujui, kami melakukan pemeriksaan akhir dengan indra penciuman dan pengecap.”
Troy mengatakan, jika master blender rum tidak menyetujui batch yang sudah jadi dikeluarkan, maka produk sulit dirilis meskipun semua analisis menunjukkan hasil yang baik.
“Proses yang telah ditetapkan selama lebih dari 160 tahun ini harus diikuti untuk memastikan kualitas. Bahkan, teknologi baru yang digunakan untuk membantu pun kami evaluasi, untuk memastikan penerapannya bisa memberikan nilai tambah tanpa mempengaruhi kualitas produk akhir,” katanya.
Saat ini dua varian Bacardi yang banyak beredar di Indonesia yakni Bacardi Spiced dan Bacardi Ocho. Selain itu, ada juga varian lain, seperti Carta Blanca, Carta Oro, Carta Negra, Anejo Cuatro, Reserva Ocho, Gran Reserva Diez, dan Gran Reserva Limitada, varian liquer, rasa buah, serta beberapa varian lain yang ada dalam kemasan siap minum.
Fortune Indonesia berkesempatan merasakan juga Bacardi Rum dengan tiga varian yang berbeda, Spiced, Ocho (8 tahun penyimpanan), dan Reserva Diez (10 tahun penyimpanan).
Ketiganya memiliki cita rasa yang berbeda, Spiced kental dengan aroma vanilla, Ocho dengan aroma buah dan rasa yang lebih tebal, sementara Reserva Diez hadir dengan kesan elegan dan rasa yang lembut namun memiliki intensitas cukup tinggi di lidah.
Strategi pembotolan
Troy mengatakan, saat ini Amerika Utara dan Eropa masih menjadi pasar terbesar sang jenama. “Namun, sebagai perusahaan global, jumlah ini bagi Bacardi tak penting. Yang paling penting adalah produk kami bisa dinikmati dan kami ingin menjaga agar kenikmatan itu tetap selalu ada,” ujarnya.
Bacardi membuat fasilitas pembotolan di Bali untuk meningkatkan efisiensi produksi yang akan mempengaruhi strategi penetapan harga. “Tak hanya soal harga, Anda juga pasti akan senang jika Indonesia jadi salah satu lokasi proses pembotolan Bacardi. Ini jadi nilai tambah,” katanya. “Apalagi pasar terbesar di Asia Tenggara bagi Bacardi adalah Indonesia.”
Namun, ia memastikan kualitas dan konsistensi rasa dari rum produksi Bacardi akan tetap sama. Begitu juga dengan kualitas botol yang digunakan, semua harus selalu terpantau dan setiap partner harus melaporkan perkembangan kinerja setiap minggunya.
“Melakukan pengemasan botol di Bali jelas memberikan nilai tambah, bukan hanya menguntungkan Bacardi, tapi konsumen Indonesia juga makin bisa mendapatkan produk dengan mudah dan terjangkau,” ujarnya.