Jakarta, FORTUNE – Platform perdagangan online, Blibli (PT Global Digital Niaga Tbk) menegaskan bahwa dalam menjalankan program Keberlanjutan yang diinisiasi sejak 2020, tidak boleh serta merta menurunkan kualitas dan mengesampingkan Profit perusahaan.
Co-Founder dan COO Blibli, Lisa Widodo, mengatakan bahwa profit adalah hal fundamental Blibli dalam menjalankan bisnis, bebeda dengan fungsi yayasan.
“Namun, pada saat bicara keberlanjutan, bukan berarti profit tidak bisa terwujud. Dalam artian, kalau itu (program keberlanjutan) tidak menurunkan kualitas dan memang ada added value, maka bisa dilakukan,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, dalam acara Power Lunch GDP Ventures, Selasa (30/7).
Dengan demikian, Lisa mengatakan perusahaan tidak memiliki anggaran khusus untuk menjalankan program keberlanjutan Blibli Tiket Action.
“Jadi, purely yang kami lakukan adalah added value. Contohnya, kami juga tetap harus mengeluarkan biaya untuk packaging material di Blibli, tapi (yang jadi fokus) bagaimana kami membuat packaging material tersebut bisa diterapkan secara ‘green’ atau eco friendly,” katanya.
Blibli mengambil langkah proaktif melalui program Take Back yang memfasilitasi pengembalian kemasan belanja para pelanggan yang tidak terpakai, untuk didaur ulang atau dikonversi menjadi bibit pohon (10 kemasan menjadi 1 bibit pohon). Lisa memastikan bahwa 95 persen dari kemasan yang digunakan Blibli adalah berbahan daur ulang dan berbasis kertas.
Upaya dalam ekosistem
Untuk memastikan program keberlanjutan berdampak besar, kolaborasi lintas industri menjadi kunci keberhasilan. Blibli saat ini telah berkolaborasi dengan tiga pemangku kepentingan utama, yakni karyawan, pelanggan, dan mitra.
Lewat ekosistem bisnisnya yang berafiliasi bisnis juga dengan Tiket.com, Blibli Tiket Action diharapkan bisa ikut menciptakan bisnis berkelanjutan. “Kami fokus pada enam ranah utama dalam program berkelanjutan yaitu penggunaan sumber daya, pengelolaan limbah, emisi, privasi data, hubungan komunitas, serta pengembangan dan pembelajaran,” ujar Lisa.
Keenam ranah utama ini, nantinya menjadi payung besar bagi ekosistem perusahaan dan berbagai program keberlanjutan, sesuai sektor bisnis masing-masing.
Untuk memperkuat implementasi ESG dalam ekosistem bisnis Blibli yang berpangkal pada enam ranah utama keberlanjutan itu, Tiket.com pun mengambil langkah pariwisata berkelanjutan lewat fitur ‘Tiket Green’.
“Jadi inovasi terbaru dari tiket.com yang memberikan akses kepada konsumen untuk memilih akomodasi yang mengusung konsep keberlanjutan,” kata Co-Founder dan CMO tiket.com, Gaery Undarsa.
Hingga saat ini, tiket.com telah menyediakan lebih dari 5.400 pilihan akomodasi di seluruh dunia, termasuk 700 pilihan akomodasi di Indonesia dan Asia Tenggara yang menerapkan pariwisata berkelanjutan.
Dengan ‘Tiket Green’ konsumen–terutama Gen Z–akan lebih mudah merencanakan perjalanan dan petualangan yang lebih berkelanjutan.