Blibli Tekan Kerugian jadi Rp691,29 miliar, Ini Penopangnya
Bisnis OTA hingga cabang fisik topang pendapatan.
Jakarta, FORTUNE - PT Global Digital Niaga Tbk (Blibli) mampu menekan kerugian bersih menjadi Rp691,29 miliar pada kuartal I 2024. Rugi itu menurun 21,28 persen dibandingkan kuartal I 2023 yang mencapai Rp878,17 miliar.
CEO & Co-Founder Blibli Kusumo Martanto menjelaskan, salah satu penopang laba ialah meningkatnya pendapatan neto konsolidasi sebesar 2 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp 3,92 triliun pada kuartal I 2024.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan perusahaan dengan kode saham BELI ini juga menurun menjadi Rp3,18 triliun secara tahunan dari sebelumnya yang sebesar Rp3,25 triliun. Kondisi itu membuat, laba kotor BELI tercatat naik menjadi Rp742,8 miliar pada kuartal I-2024 dari periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp577,1 miliar.
"Meskipun terdapat hambatan, pertumbuhan laba bruto kami terus berlanjut. Sementara itu, fokus strategis kami pada optimalisasi margun, kepemimpinan biaya, dan keunggulan ekosistem telah mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi, sehingga mengurangi kerugian," jelas Martanto melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Jumat (3/5).
Bisnis OTA hingga cabang fisik topang pendapatan
Dari segi pendapatan, lanjut Martanto, dikontribusikan oleh kuatnya kinerja usaha agen perjalanan daring (OTA) serta kinerja yang kuat pada segmen institusi dan toko fisik, yang sebagian diimbangi dengan optimalisasi bauran produk lintas kategori pada segmen ritel.
"Misi yang kami canangkan pada saat IPO tidak hanya tetap konstan tetapi menjadi kekuatan pendorong di balik upaya kami untuk memperkuat posisi kami sebagai ekosistem perdagangan pilihan bagi konsumen dan institusi,” ujar Martanto.
Ia menyebut, meningkatnya usaha OTA terjadi selama Ramadan. Sedangkan untuk kinerja penjualan, produk elektronik mengalami kenaikan kuat serta peningkatan volume penjualan smartphone di toko-toko elektronik konsumen.
Dengan capaian kinerja itu, Blibli membukukan total ekuitas senilai Rp8,19 triliun atau naik 4,53 persen (ytd). Kondisi itu turut mendongkrak total aset yang mencapai Rp14,89 triliun atau mengalami kenaikan 16,67 persen (ytd).