Jakarta, FORTUNE – Injourney Airports (PT Angkasa Pura Indonesia), mengungkapkan bahwa pergerakan penumpang di kuartal I 2024 di bandara yang dikelola, naik 6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi, menyebutkan bahwa pada kuartal pertama tahun ini, perusahaan telah melayani 35,3 juta pergerakan penumpang, sementara pada kuartal pertama tahun lalu hanya 33,4 juta pergerakan. "Hal ini menjadi awal yang baik di tahun ini sejalan dengan target perusahaan untuk full recovery trafik angkutan udara di tahun 2024 ini," katanya dalam keterangan, Minggu (28/4).
Pertumbuhan pergerakan ini terbagi atas 26,7 juta pergerakan penumpang rute domestik dan 8,5 juta pergerakan penumpang rute internasional. Sementara, untuk pergerakan pesawat, di antaranya terdapat 223 ribu pergerakan rute domestik dan 53 ribu pergeragakan rute internasional.
Adapun pergerakan penumpang dan pesawat terbanyak diraih oleh Bandara Soekarno-Hatta, Banten, yang mencatatkan 12,2 juta penumpang dan 83 ribu pergerakan pesawat. Sementara di urutan selanjutnya berturutan adalah Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dengan 5,1 juta penumpang dan 11 ribu pergerakan pesawat; serta Bandara Sultan Hasanuddin Makasar dengan 2,1 juta pergerakan penumpang dan 16 ribu pergerakan pesawat.
Pergerakan kargo
Pada layanan kargo, ia menuturkan pergerakannya tumbuh empat persen di kuarta I 2024 (YoY). “Sebanyak 336 ribu ton kargo dilayani sepanjang periode kuartal-I 2024, tumbuh 4 persen dibandingkan pergerakan kargo kuartal I-2023 yang sebanyak 323 ribu ton," katanya.
Sementara, untuk pergerakan kargo tertinggi juga diraih oleh Bandara Soekarno-Hatta dengan 129,74 ribu ton kargo. "Di urutan kedua adalah Bandara Sentani Jayapura dengan 36.792 ton kargo, serta menyusul di urutan ketiga adalah Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dengan 23.492 ton kargo," ujar Faik.
Pengurangan bandara internasional
Terkait kebijakan perampingan jumlah Bandara Internasional di Indonesia, Faik menyatakan sepakat dengan keputusan Menteri Perhubungan. Menurutnya, pengurangan jumlah Bandara Internasional dari 34 menjadi 17 bandara sejalan dengan program transformasi InJourney Airports.
“Faktanya, banyak sekali bandara berstatus internasional namun sudah lama tidak ada penerbangan internasional, atau ada penerbangan internasional tapi hanya 2-3 kali seminggu. Ini menjadi tidak efisien serta banyak fasilitas di terminal internasional yang disiapkan sesuai standar regulasi dimanfaatkan secara terbatas, bahkan menganggur terlalu lama,” ujar Faik.
InJourney Airports akan melakukan pola regionalisasi di 37 bandara yang dikelola. Dengan demikian, bandara yang sudah tak berstatus internasional masih bisa terhubung dengan penumpang internasional dengan pola HUB dan SPOKE, yang terkoneksi dengan Bandara Internasional.
Kebijakan pengurangan Bandara Internasional telah diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM (Keputusan Menteri) 31 Tahun 2024 tentang Penetapan Bandar Udara Internasional dan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 33 Tahun 2024 tentang Tatanan Bandar Udara Nasional.